Miris, Lansia di Jaktim Dikeroyok Hingga Tewas Usai Dituding Maling

Senin, 24/01/2022 19:55 WIB
Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan (Law-Justice/Robinsar Nainggolan)

Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan (Law-Justice/Robinsar Nainggolan)

Jakarta, law-justice.co - Polisi telah menetapkan satu orang tersangka dari kasus pengeroyokan berujung tewasnya lansia bernama Wiyanto Halim (89) usai dituding maling di Jakarta Timur. Polisi memastikan tersangka baru dari kasus itu terbuka lebar.


"Tentunya dengan kasus ini tidak akan berhenti pada satu tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (24/1/2022).

Zulpan mengatakan penyelidikan kasus itu tidak berhenti usai pihaknya menetapkan satu orang tersangka. Sejauh ini ada 14 orang yang telah ditangkap polisi dan masih menjalani pemeriksaan intensif.

"Akan berkembang kepada tersangka lain karena seperti yang kita lihat di video viral tersebut bahwa ada beberapa kendaraan lain yang melakukan pengejaran terhadap mobil korban dan berakhir juga dengan pemukulan dan pengeroyokan yang mengakibatkan pengemudi yang merupakan seorang lansia meninggal dunia," jelas Zulpan.

Saat ini satu orang telah ditetapkan tersangka oleh polisi dalam kasus tesebut. Satu orang itu merupakan pria inisial R.

"R ini yang melakukan pemukulan ya," katanya.

Keluarga Wiyanto Halim (89) sebelumnya telah mengutuk keras aksi pengeroyokan yang menimpa korban. Anak korban, Bryana Halim, menegaskan tudingan maling yang dialamatkan kepada korban salah alamat.

"Semuanya itu settingan makanya kita minta coba pikir kalau papa saya curi mobil kenapa mobil papa saya dihancurin? Kalau namanya orang curi mobil yang pasti mobilnya diamankan. Tapi ini mobil papa dihancurin sampai hancur banget," katanya.

"Yang pasti itu mobil sendiri ya mobil sendiri. STNK bisa dicek tapi dibilang maling," tambah Bryana.

Bryana telah melaporkan perkara itu ke Polres Metro Jakarta Timur. Dia meminta kasus itu diusut tuntas oleh polisi.

"Saya minta keadilan untuk papa saya. Ini papa saya meninggal nggak wajar. Saya minta keadilan untuk papa saya," geram Bryana.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar