Bupati Yahukimo Pastikan Sekolah Jadi Tempat Brimob Atas Izin Pemda

Senin, 24/01/2022 09:40 WIB
Bupati Yahukimo, Papua, Didimus Yahuli. (bintangpapua.online).

Bupati Yahukimo, Papua, Didimus Yahuli. (bintangpapua.online).

Jakarta, law-justice.co - Bupati Yahukimo, Papua, Didimus Yahuli memastikan bahwa penggunaan bangunan sekolah di Distrik Dekai sebagai tempat penampungan anggota Brimob sudah seizin pemerintah daerah.

Didimus Yahuli mengakui Brimob yang menempati tiga sekolah di Dekai sudah seizin Pemkab Yahukimo karena kegiatan belajar mengajar belum normal.

"Penggunaan sekolah sebagai tempat penampungan bersifat sementara sambil menunggu kesiapan GOR," kata Bupati Yahuli dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/1).

Dia menjelaskan, keberadaan anggota Brimob di sekolah akibat personel yang lama belum ditarik sementara yang baru sudah tiba. Total ada tiga sekolah yang ditempati Brimob.

Tiga sekolah yang menjadi lokasi penampungan anggota Brimob yakni SMA Ninia, SMA Negeri 2, dan SMK Negeri 2. Tiga sekolah itu berlokasi di Distrik Dekai yang merupakan ibu kota Kabupaten Yahukimo.

Terkait aksi demo para pelajar yang terjadi Kamis (20/1), Bupati Yahuli menyayangkan karena para murid bisa mendatanginya untuk berbicara tanpa harus demo.

"Senin (24/1) saya akan memantau apakah kegiatan aktivitas belajar mengajar di tiga sekolah sudah berlangsung normal atau belum," tegas Bupati Didimua Yahuli.

Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengakui penempatan personel Brimob di tiga sekolah atas persetujuan pemda setempat dan bersifat sementara.

Mulai Minggu (23/1) mereka (anggota Brimob) akan menempati GOR Dekai dan keberadaannya untuk membantu Polres Yahukimo memulihkan kondisi kamtibmas, kata Irjen Pol Fakhiri.

Sebelumnya, Pekan lalu, ratusan pelajar menggelar aksi damai di Yahukimo, Papua, Kamis (20/1). Mereka protes lantaran aktivitas belajar terhambat setelah sekolahnya diduduki aparat kepolisian.

Ketua Solidaritas Pemuda Peduli Yahukimo (Soppy) Otniel Sobolim mengatakan sekitar 500 pelajar dan 100 pemuda beserta orang tua pelajar turun ke jalan terlibat aksi damai itu.

"Kami sepakat untuk memediasi hal tersebut melalui metode demo damai. Kami berusaha sampai berhasil ke titik sasaran aksi, yakni di depan kantor Dinas Pendidikan Yahukimo," kata Otniel kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/1).

Menurut Otniel, penempatan kepolisian di sekolah merupakan masalah yang fundamental karena mengganggu aktivitas belajar-mengajar. Namun, ia merasa permasalahan tersebut tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah.

Ia menyebut pada Kamis lalu, massa aksi telah bertemu dengan pihak Dinas Pendidikan Yahukimo. Setelah mendengar aspirasi massa aksi, Disdik Yahukimo berjanji akan menarik kepolisian pada Senin (24/10) ini.

"Dijanjikan hari Senin akan pindahkan para Brimob dari sekolah. Aksi berjalan sempurna sampai masa aksi dipulangkan ke sekretariat Soppy lalu kembali ke rumah masing masing," tuturnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar