Ibu Kota Baru Indonesia Disebut Dikepung `Harta Karun` Bernilai Besar

Jum'at, 21/01/2022 11:05 WIB
Desain ibu kota Baru di Kaltim (Ist)

Desain ibu kota Baru di Kaltim (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Sidang Paripurna DPR RI resmi menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU IKN pada Selasa (18/1/2022).

Ibu kota negara (IKN) baru yang akan berdiri di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur itu diberi nama Nusantara.

Tahap awal pembangunan ibu kota negara (IKN) ini diperkirakan mulai tahun 2022 sampai tahun 2024.

Adapun pembangunan IKN ini diperkirakan memakan waktu selama 20-25 tahun ke depan dengan total anggaran yang mencapai Rp 466 triliun, baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun swasta.

Seperti melansir cnbcindonesia.com, lokasi ibu kota negara (IKN) baru yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu, `Dikepung` oleh `harta karun` yang bernilai fantastis.

`Harta karun` dengan nilai fantastis itu diantaranya adalah sumber minyak dan gas bumi (migas), batu bara, batuan andesit hingga emas dan perak.

Lantas, berapa besar "harta karun" komoditas tambang di ibu kota negara baru ini? Berikut penelusurannya:

A. Minyak dan Gas Bumi

Daerah Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah kaya migas. Salah satu proyek hulu migas di Kalimantan Timur yang digadang-gadang menjadi proyek andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu proyek gas laut dalam atau Indonesia Deep Water Development (IDD) yang kini masih di bawah pengelolaan Chevron Indonesia Company Ltd (CICO) walaupun Chevron telah menyebut akan melepaskan kepemilikan saham di proyek ini.

Proyek IDD yang terletak di Kutai Basin, lepas pantai Kalimantan Timur ini terdiri dari Lapangan Bangka, Gendalo Hub dan Gehem Hub. Chevron telah memproduksi gas dari Lapangan Bangka mulai Agustus 2016 dengan kapasitas produksi hingga 110 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Namun untuk pengembangan Gendalo dan Gehem Hub, hingga saat ini masih belum juga dioperasikan. Chevron pun telah memutuskan bahwa proyek IDD ini tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan dan kini sedang mengevaluasi kepemilikan dan pengoperasian 62% sahamnya di proyek IDD ini.

Berdasarkan data SKK Migas, saat ini proyek ini sedang dalam tahap proses evaluasi persetujuan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD ) I dan juga proses evaluasi usulan perpanjangan Blok Rapak dan Blok Ganal.

Bila Gendalo dan Gehem Hub ini beroperasi, maka diperkirakan bisa menghasilkan gas sebanyak 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27.000 barel minyak per hari.

Hingga saat ini SKK Migas masih menargetkan proyek ini secara keseluruhan bisa beroperasi pada kuartal keempat 2025. Adapun nilai proyek ini diperkirakan sebesar US$ 6,98 miliar.

Selain proyek "raksasa" tersebut, kini juga terdapat beberapa proyek hulu migas yang telah beroperasi di sekitar daerah itu. Salah satunya yaitu Blok Mahakam yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam.

PHM ini merupakan termasuk produsen minyak terbesar kelima selama 2021 dengan realisasi produksi terangkut (lifting) minyak sebesar 24.931 barel per hari (bph) atau 113,30% dari target dalam APBN 2021 sebesar 22.000 bph.

Sementara untuk gas, PHM merupakan produsen terbesar keempat di RI dengan realisasi salur (lifting) gas pada 2021 mencapai 481 MMSCFD atau 117,30% dari target APBN 2021 sebesar 410 MMSCFD.

Selain Blok Mahakam, ada juga Blok Muara Bakau yang dioperasikan perusahaan migas asal Italia, ENI, yakni ENI Muara Bakau B.V. ENI merupakan produsen gas terbesar kelima di Indonesia dengan realisasi lifting gas sebesar 320 MMSCFD atau 109,80% dari target 291 MMSCFD pada 2021.

ENI juga mengoperasikan Blok East Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan unit usaha bernama ENI East Sepinggan Ltd dengan realisasi lifting gas sebesar 246 MMSCFD pada 2021 dari target 245 MMSCFD.

Pertamina pun juga memiliki unit usaha hulu migas lainnya di sekitar daerah ini, antara lain PT Pertamina Hulu Sanga Sanga di lepas pantai Kalimantan Timur dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

Pertamina Hulu Sanga Sanga mencatatkan lifting minyak sebesar 12.239 bph pada 2021 dan PHKT memproduksi 9.294 bph.

B. Batu Bara

Ibu kota negara baru alias Nusantara ini juga "dikepung" oleh "harta karun" batu bara. Secara umum, Kalimantan tercatat memiliki sumber daya 5,86 miliar ton dan cadangan 386,63 juta ton, berdasarkan data Badan Geologi 2020. Adapun 76,15% wilayah di daerah ini berpotensi mengandung batu bara dan saat ini bukan tercatat sebagai Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).

Adapun jumlah pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan mencapai 784 dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) sebanyak 56.

Nusantara ini juga dikelilingi oleh sejumlah kawasan industri, seperti kawasan industri Tanah Bumbu, Balikpapan, Bontang, dan Ketapang.

Berlokasi di Kabupaten Penajam Paser, ibu kota baru ini juga telah memiliki sejumlah pertambangan batu bara yang telah beroperasi, antara lain:

1. Penajam Prima Coal

Berlokasi di Buluminung, Nenang, Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara, IUP batu bara ini telah dalam status operasi produksi di atas lahan 4.999 Ha. Status IUP berlaku sejak 26 September 2014-2024.

2. Penajam Makmur Abadi

Lokasi tambang di Api-Api, Selulu, Kabupaten Penajam Paser Utara. IUP batu bara ini telah berstatus operasi produksi di luas lahan 131,5 Ha. Status IUP berlaku sejak 8 November 2017 hingga 7 November 2027.

3. Energi Penajam Mandiri

Lokasi tambang di Desa Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. IUP batu bara ini telah berstatus operasi produksi di luas lahan 4.990 Ha. Status IUP berlaku sejak 26 September 2014 hingga 26 September 2024.

4. Adelin Penajam Borneo

Lokasi tambang di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. IUP batu bara ini telah berstatus operasi produksi di luas lahan 461 Ha. Status IUP berlaku sejak 24 Juli 2018 hingga 23 Juli 2028.

Selain itu, terdapat sejumlah produsen batu bara besar di daerah Kutai yang juga berada di dekat Nusantara, antara lain tambang batu bara yang dioperasikan PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha BUMI.

KPC berlokasi di Kabupaten Kutai Timur di atas lahan 84.938 Ha. Sebelumnya, berstatus PKP2B sejak 7 Maret 2018 hingga 31 Desember 2021. Namun hingga kini masih menunggu kepastian terkait perpanjangan menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

C. Batuan Andesit

Di Kabupaten Kutai Kartanegara juga terdapat perusahaan tambang batuan andesit yang dikelola CV Anugerah Bumi. Berlokasi di Muara Ritan, Kelurahan Muara Ritan, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas tambang sebesar 50 Ha.

D. Emas dan Perak

Ternyata Kalimantan, termasuk Kalimantan Timur, juga menyimpan "harta karun" emas dan perak. Cadangan emas di Kalimantan ini tercatat mencapai 40 juta ton bijih dan cadangan perak 16 juta ton bijih, berdasarkan data Badan Geologi per Juni 2020.

Adapun di Kalimantan Timur terdapat dua IUP emas dan perak yang telah beroperasi/ berproduksi.

Adapun total sumber daya bijih emas di Kalimantan mencapai 746,98 juta ton atau 5% dari total sumber daya emas nasional yang tercatat mencapai 14,96 miliar ton dan sumber daya perak sebesar 305,67 juta ton atau sekitar 4% dari total sumber daya perak nasional sebesar 7,57 miliar ton.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar