Sulit Terendus, Dugaan Korupsi Gibran-Kaesang Disebut Pakai Pola Baru

Senin, 17/01/2022 05:49 WIB
Jejak Anak Usaha PT SM: Terbukti Bakar Hutan-Terkait Kaesang & Gibran. (Gelora).

Jejak Anak Usaha PT SM: Terbukti Bakar Hutan-Terkait Kaesang & Gibran. (Gelora).

Jakarta, law-justice.co - Usai dilaporan Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun terkait dugaan korupsi, kedua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Kaesang Pangarep dan Gibran Rakabuming Raka jadi sorotan publik.

Terkait tujuan dan kepentingan dari pelaporan yang dilayangkan tersebut, Ubedilah memastikan bahwa laporan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu murni keinginannya untuk membawa negara jadi lebih baik.

Dia memastikan tidak ada kepentingan politik apapun dari adanya pelaporan yang mengarah kepada kedua anak orang nomor satu di Indonesia tersebut.

"Karena saya bukan politisi, saya aparatur sipil negara, bukan aparatur sipil penguasa, maka kepentingan-kepentingan negara ya diutamakan," kata Ubedilah Badrun dalam saluran YouTube CNN Indonesia pada Minggu, 16 Januari 2022.

Pria yang akrab dipanggil Ubed juga menegaskan bahwa tentunya niat baiknya itu sejalan dengan kepentingan nasional dan semangat agenda reformasi tentang pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang jadi benalu di masa orde baru.

"Dengan semangat kepentingan nasional dan semangat agenda reformasi maka kita teringat ada TAP MPR nomor 11 tahun 1998, tentang amanah MPR rakyat mewakili rakyat represtasi itu agar pemerintah menjalankan pemerintahannya yang jujur dan terbebas dari KKN, korupsi, kolusi, dan nepotisme," ujar Ubedilah Badrun.

Selain itu pihaknya juga menjelaskan bahwa dalam praktiknya korupsi bukan saja mengambil uang milik rakyat ataupun APBN.

"Nah korupsi itu kan realnya, itu tidak hanya mengambil uang dari APBN. Tapi korupsi juga ada suap, ada gratifikasi," jelasnya.

Merugikan negara hingga diduga korupsi pakai pola baru!

Terlebih dugaan korupsi yang dilaporkannya juga menyangkut kekayaan dan ekosistem sumber daya alam di Indonesia yang mulai rusak. Oleh sebab itu, pihaknya bersikeras menuntut keadilan.

"Kerusakan hutan lebih dari 20.000 hektare itu merusak ekosistem lingkungan. Lingkungan republik ini rusak, napas manusia di wilayah Sumatera juga terganggu. Ini sebenarnya kerugiaan besar bagi negara yang harus diperlakukan secara adil dan diadili secara benar," tegas Ubedilah Badrun.

Ubedilah pun menduga bahwa kasus korupsi yang dilakukan oleh kedua putra Jokowi itu menggunakan model baru dan tidak seperti biasanya.

"Saya katakan, korupsi itu bukan hanya mengambil uang APBN ya, di situ ada suap, gratifikasi, nah ini ada dugaan gratifikasi model baru nih, pergeseran saham, dan sebagainya. Ini nanti KPK yang punya otoritas. Ini dalam pola yang baru, tidak seperti yang biasanya," imbuhnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar