PVMBG Ungkap Penyebab Utama Gempa M 6,6 di Banten-Jakarta

Jum'at, 14/01/2022 20:10 WIB
Gempa Banten-Jakarta M 6.6 (Dok.Ist)

Gempa Banten-Jakarta M 6.6 (Dok.Ist)

Jakarta, law-justice.co - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap penyebab gempa bumi yang terjadi di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Jumat (14/1/2022) sekitar Pukul 16.05 WIB.


"Lokasi pusat gempa bumi berada di laut, di perairan selatan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Daratan sekitar pusat gempa bumi pada umumnya berupa morfologi dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh endapan sedimen berumur Kuarter hingga Tersier. Endapan Kuarter dan endapan Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," seperti dalam keterangan tertulis PVMBG yang diterima detikcom.

Sekedar diketahui, informasi dari BMKG lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 105,26° BT dan 7,01° LS, berjarak sekitar 52 km baratdaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dengan magnitudo M6,7 pada kedalaman 10 km.

Menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,251° BT dan 6,929° LS dengan magnitudo M6,6 pada kedalaman 37,2 km. Berdasarkan data _GeoForschungsZentrum_ (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 105,34° BT dan 6,84° LS, dengan magnitudo M6,5 (Mw) pada kedalaman 44 km.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa bagian barat (sekitar Selat Sunda), dengan mekanisme sesar naik yang berarah relatif baratlaut tenggara. Gempa bumi ini merupakan gempa bumi interface yang terjadi pada bidang gesek antara kedua lempeng tersebut," sambung keterangan tersebut.

Guncangan gempa bumi terasa cukup kuat di sekitar lokasi pusat gempa bumi dengan intensitas diperkirakan mencapai VI-VII MMI (Modified Mercally Intensity).

Menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,251° BT dan 6,929° LS dengan magnitudo M6,6 pada kedalaman 37,2 km. Berdasarkan data _GeoForschungsZentrum_ (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 105,34° BT dan 6,84° LS, dengan magnitudo M6,5 (Mw) pada kedalaman 44 km.

"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa bagian barat (sekitar Selat Sunda), dengan mekanisme sesar naik yang berarah relatif baratlaut tenggara. Gempa bumi ini merupakan gempa bumi interface yang terjadi pada bidang gesek antara kedua lempeng tersebut," sambung keterangan tersebut.

Guncangan gempa bumi terasa cukup kuat di sekitar lokasi pusat gempa bumi dengan intensitas diperkirakan mencapai VI-VII MMI (Modified Mercally Intensity).

Menurut informasi masyarakat guncangan gempa bumi dirasakan cukup kuat seperti di Jakarta dan sekitarnya dengan intensitas III-IV MMI, di Bandung dengan intensitas II-III MMI. Informasi sementara, gempa bumi ini mengakibatkan kerusakan di wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang, Provinsi Banten.

"PVMBG masih memantau informasi lebih lanjut dari berbagai sumber."

Imbauan:

1. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

2. Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi terlebih dahulu ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD dan Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

3. Bangunan di Kabupaten Pandeglang harus dibangun dengan menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

4. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya tsunami, namun masih berpotensi menyebabkan bahaya ikutan (collateral hazardain) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuifaksi, khususnya di lokasi yang berdekatan dengan pusat gempa bumi.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar