Disebut Gara-gara Ahok, Indonesia Gagal Akuisisi Mobil Listrik Jerman

Minggu, 09/01/2022 16:29 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina (persero) basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (tribunews)

Komisaris Utama PT Pertamina (persero) basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (tribunews)

Jakarta, law-justice.co - Kegagalan Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi mobil listrik asal Jerman tak lepas dari peran Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kini mobil listrik tersebut diakuisisi oleh Singapura.

Menurut Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi, Ahok sudah seperti calo China lantara koar-koar menyebut mobil pabrikan China, Wuling dan Hyundai asal Korea lebih baik dibanding pabrikan Jerman. Padahal, kata Arbi, mengenai mobil listrik jauh dari kewenangan bekas Gubernur DKI Jakarta itu.

"Langkah Ahok koar-koar agar jangan beli mobil listrik asal Jerman akhirnya kini membuat jatuh ke tangan Singapura. Apakah Ahok jadi makelar mobil Wuling dan Hyundai? Cara Ahok seperti agen perusahaan mobil China dan Korea bukan?" katanya, Minggu (9/1).

Muslim Arbi curiga, Ahok merangkap sebagai "calo" yang memberikan manfaat untuk China dengan cara menghalangi perkembangan Indonesia dalam industri mobil listrik.

"Kenapa Ahok begitu dan akhirnya dibeli Singapura? Tidakkah langkah Ahok itu semacam calo? Selain jabat Komut Pertamina, apa urusan Ahok dengan mobil listrik? Kok Komut rangkap calo?" jelas Muslim.

Melihat manuver Ahok tersebut, ia pun menilai politisi PDIP itu pantas diberhentikan sebagai Komut Pertamina karena terlalu banyak ikut campur dalam urusan yang bukan kewenangannya.

"Maka sebaiknya Ahok diberhentikan saja dari Komut Pertamina kalau rangkap jadi calo mobil. Jadi Komut Pertamina gaji gede, kerja enggak jelas, malah rangkap jadi calo," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar