Waketum MUI Nilai Ferdinand Hutahaean Telah Sakiti Hati Umat Islam

Rabu, 05/01/2022 16:34 WIB
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas nilai Ferdinand Hutahaean telah sakiti hati umat Islam(Dok. JawaPos.com)

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas nilai Ferdinand Hutahaean telah sakiti hati umat Islam(Dok. JawaPos.com)

Jakarta, law-justice.co - Polemik cuitan Ferdinand Hutahaean dinilai sudah berdampak ke hati masyarakat. Bahkan menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas cuitan `Allahmu ternyata lemah` itu telah menyakiti hati umat Islam.

"Saya sangat menyesalkan sekali komentar sinis yang disampaikan oleh sdr Ferdinand Hutahaen yang menyatakan bahwa `Allahmu ternyata lemah harus dibela`. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya`. `Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela`," kata Anwar Abbas kepada wartawan, Rabu (5/1/2022).

Anwar mempertanyakan mengapa Ferdinand menyatakan komentar sinis tersebut. Sebab, kata dia, Ferdinand Hutahaen selalu mengklaim dirinya sangat menghargai perbedaan dan tidak mau ada di negeri ini orang atau pihak-pihak yang menghina atau merendahkan Tuhan atau agama orang lain.

"Tetapi mengapa hal ini dia langgar dan lakukan sendiri ya? Sehingga hal ini tentu saja akan sangat menyakiti hati umat Islam," ucapnya.

"Saya menghimbau sdr Ferdinand Hutahaean untuk secara rendah hati, meminta maaf kepada umat Islam agar pernyataannya tersebut tidak membuat gaduh negeri ini," tambahnya.

Ferdinand Hutahaean Dipolisikan

Ormas Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah melaporkan Ferdinand Hutahaean ke polisi usai ramai cuitannya soal `Allahmu ternyata lemah`. Ketua BMI Sulsel Zulkifli meminta Ferdinan ditangkap.

Laporan polisi terhadap Ferdinand Hutahaean itu dibuat oleh Zulkifli di Polda Sulsel atas tuduhan ujaran kebencian. Dia menegaskan cuitan Ferdinand menciderai umat Islam.

Tanggapan Ferdinand Hutahaean

Ferdinand Hutahaean telah memberikan penjelasan soal cuitannya itu. Dia mengaku cuitannya hanya dialog imajiner.

"Jadi pertama cuitan saya itu tidak sedang menyasar kelompok tertentu, agama tertentu, orang tertentu, atau kaum tertentu. Tapi, dalam kondisi down kemarin, saya juga hampir pingsan. Saya tidak perlu bercerita masalah saya apa. Tapi itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya, bahwa ketika saya down, pikiran saya berkata kepada saya, `Hei, Ferdinand, kau akan hancur, Allahmu lemah tidak akan bisa membela kau, tapi hati saya berkata, oh tidak hei pikiran, Allahku kuat, tidak perlu dibela, saya harus kuatlah`. Kira-kira seperti itu intinya," kata Ferdinand.

Ferdinand merasa cuitannya itu dipelintir sejumlah sehingga muncul tagar #TangkapFerdinand. Ferdinand meminta maaf jika cuitannya mengganggu perasaan.

"Tetapi kemudian bahwa memang mungkin cuitan saya tidak lengkap kemudian dipelintir orang seolah-olah saya sedang menuduh orang, menyerang orang, kelompok tertentu atau agama tertentu, sama sekali tidak," katanya.

"Cuitan saya itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya. Dan saya juga minta maaf kepada siapa pun yang merasa terganggu dengan cuitan saya, tapi tidak ada cuitan saya itu untuk menyerang kelompok tertentu, agama tertentu, orang tertentu, atau kaum tertentu. Itu adalah dialog antara pikiran saya dengan hati saya. Jadi itu dialog dengan diri saya sendiri untuk menguatkan saya, memotivasi saya supaya bangkit dari sebuah masalah," lanjut Ferdinand.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar