Lima Negara ini Saling Bersitegang Tapi Sepakat Tak Perang Nuklir

Selasa, 04/01/2022 18:25 WIB
Ilustrasi ledakan bom nuklir (Reuters)

Ilustrasi ledakan bom nuklir (Reuters)

Jakarta, law-justice.co - Amerika Serikat (AS), China, Inggris, Prancis dan Rusia sepakat jika penyebaran senjata dan perang dengan nuklir harus dihindari. Hal ini disampaikan dalam pernyataan bersama yang diterbitkan oleh Kremlin, Senin (3/1/2022).


Lima negara, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, menganggap tanggung jawab utama mereka adalah menghindari perang antar negara nuklir dan mengurangi risiko strategis. Ini sejalan dengan tujuan mereka untuk menciptakan keamanan.

"Kami menegaskan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi," bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari Reuters.


"Karena penggunaan nuklir akan memiliki konsekuensi yang luas, kami juga menegaskan bahwa senjata nuklir, selama mereka terus ada, harus melayani tujuan defensif, mencegah agresi, dan mencegah perang," tambah pernyataan tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan jika dokumen tersebut dirumuskan atas inisiatif negaranya dan dengan partisipasi paling aktif dari perwakilan Rusia.

"Kami secara konsisten mempromosikan gagasan untuk menegaskan kembali prinsip ini oleh semua negara P5 nuklir," kata Zakharova, dikutip dari kantor berita TASS.

"Pernyataan itu menyoroti gagasan penting bagi kami bahwa perang apa pun, apakah nuklir atau konvensional, antara negara-negara bersenjata nuklir tidak dapat diterima. Itu juga menegaskan kembali komitmen, yang sebelumnya dibuat oleh negara-negara P5, bahwa senjata nuklir mereka tidak ditargetkan pada masing-masing negara lain atau di negara ketiga mana pun," tambahnya.

Zakharova juga mengatakan seharusnya rilis dokumen ini bertepatan dengan Konferensi Peninjauan Kesepuluh Para Pihak Perjanjian tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir di New York pada Selasa (4/1/2022). Namun gelaran ini ditunda akibat situasi Covid di AS.

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu mengatakan pernyataan bersama itu dapat membantu meningkatkan rasa saling percaya.

"Ini juga menggantikan persaingan di antara negara-negara besar dengan koordinasi dan kerja sama," katanya, menambahkan bahwa China memiliki kebijakan tidak menggunakan pertama senjata nuklir, menurut laporan kantor berita negara Xinhua.

Prancis juga merilis pernyataan itu, menggarisbawahi bahwa lima kekuatan negara menegaskan kembali tekad mereka untuk kontrol senjata nuklir dan perlucutan senjata. Mereka akan melanjutkan pendekatan bilateral dan multilateral untuk pengendalian senjata nuklir.

Pernyataan dari lima negara ini muncul ketika hubungan bilateral antara AS dan Rusia jatuh ke titik terendah sejak berakhirnya Perang Dingin. Di sisi lain, hubungan antara AS dan China juga berada pada titik terendah karena berbagai ketidaksepakatan.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar