Bela Habib Bahar, Rocky Gerung: Kekuasaan itu Harus Ada yang Menentang

Minggu, 02/01/2022 11:30 WIB
Pengamat Politik, Rocky Gerung. (Pikiran Rakyat).

Pengamat Politik, Rocky Gerung. (Pikiran Rakyat).

Jakarta, law-justice.co - Terkait ramainya polemik yang terjadi antara Habib Bahar bin Smith dengan laporan yang menimpanya soal dugaa penyebaran ujaran kebencian, Pengamat Politik, Rocky Gerung buka suara.

Rocky menilai, jika ucapan yang dilontarkan oleh Bahar Smith sah-sah saja sebagai warga negara.

Menurutnya, justru Presiden seperti Jokowi akan menjadi otoritarianisme apabila terus dipuji-puji. Sehingga, ia berharap semua pihak bisa menghormati Bahar Smith.

“Habib Bahar berhak, untuk, bahkan menghujat. Nah itu yang ingin kita mintakan perlindungan,” kata Rocky, dalam video yang diunggah kanal YouTube Refly Harun, dilihat pada Sabtu 1 Desember 2022.

Selain itu, Rocky menyebut Bahar Smith hanya bicara dan tidak melakukan makar. Itulah nilai utama demokrasi, kata dia.

“Karena Habib Bahar hanya bicara, dia nggak melakukan kegiatan makar. Dia mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan pemerintah. Itu justru nilai utama demokrasi,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa demokrasi seharusnya dipelihara dalam kondisi banyaknya perbedaan, bukan kesepakatan. Sayangnya hal ini dinilai tidak dipahami oleh pihak yang berkuasa.

Tak hanya itu, ia pun meminta agar Kapolri bisa memahami bahwa Indonesia bisa diselamatkan dengan perbedaan pendapat.

“Kalau nggak ada perbedaan pikiran, itu artinya nggak ada demokrasi. Jadi hal yang paling elementer dalam demokrasi adalah berbeda pikiran,” tutur Rocky.

Ia lantas menegaskan bahwa sebuah pikiran, utamanya pikiran penguasa, harus ada yang menentang.

“Kenapa? Karena pikiran hanya disebut pikiran kalau ada yang menentangnya. Nah pikiran kekuasaan pasti harus ada yang menentang,” ujarnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar