Cinta Laura Kagumi Gus Dur, Singgung Pemimpin `Gila` Popularitas

Jum'at, 31/12/2021 10:36 WIB
Penampilan Cinta Laura mengenakan hijab jadi sorotan. Foto: Instagram Cinta Laura

Penampilan Cinta Laura mengenakan hijab jadi sorotan. Foto: Instagram Cinta Laura

Jakarta, law-justice.co - Aktris blasteran, Cinta Laura mengaku sangat mengagumi keberanian mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang kerap bicara `blak-blakan` dalam menyuarakan persoalan bangsa tanpa merisaukan popularitas.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pernyataan mengenai sosok Gus Dur melalui sebuah video yang diputar di acara Haul Gus Dur ke 12 di Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan.

"Saya sangat mengagumi keberanian beliau untuk menyuarakan secara frontal kenyataan dari problema yang dihadapi bangsa ini," kata Cinta, Kamis (30/12).

Menurut Cinta, seringkali masyarakat menyaksikan sosok pemimpin yang menutup mata demi menjaga popularitas.

Meski demikian, Cinta percaya pemimpin sejati mestinya jujur, berpegang pada pendiriannya, dan berani menghadapi konsekuensi demi masa depan dan kebaikan negara.

"Seringkali kita melihat pemimpin yang menutupi pandangannya demi menjaga popularitas di kalangan masyarakat," tambahnya.

Bagi milenial, kata dia yang juga ikut bermain dalam The Ninth Passanger (2017) itu, Presiden keempat RI itu merupakan sosok yang benar-benar mewujudkan nilai toleransi.

Ia berharap ke depan akan lebih banyak lagi pemimpin masa depan yang berani beropini dan melawan kebiasaan demi mempertahankan nilai Pancasila.

"Terimakasih Gus Dur atas segala pengetahuan dan ilmu yang diberikan bagi kita semua," ujar Cinta.

Senada, selebritas lainnya, Raffi Ahmad, mengenang Gus Dur sebagai sosok yang berjiwa toleransi tinggi antarumat beragama dan sesama manusia.

Menurut Raffi, sosok Gus Dur akan terus melekat di hati masyarakat. Raffi menyatakan ia tidak akan melupakan jasa-jasa Gus Dur.

"Untuk semuanya saya juga sangat mengidolakan beliau," kata Raffi.

Selain para aktor, sejumlah tokoh lintas agama, Kardinal Romo Ignatius Suharyo menjadikan haul ke-12 ini sebagai momentum untuk mensyukuri buah perjuangan yang telah diwariskan Gus Dur.

Bagi Suharyo terdapat hal yang sangat penting, yakni semangat cinta tanah air dan watak kepedulian yang begitu luas.

"Gus Dur telah memberikan teladan sekarang tanggungjawab kita untuk merawat dan mengembangkannya," ujar Suharyo.

Sementara, Biksu Budha dari Tibet, H E Kyabje Dagri Rinpoche mengenal Gus Dur sebagai sosok yang bekerja keras mewujudkan kesetaraan dan kerukunan antar umat beragama.

Saat berkunjung ke Indonesia, Kyabje mendengar banyak cerita luar biasa dan pujian kepada Gus Dur. Ia berdoa agar warisan cinta kasih Indonesia bisa terus menyebar dan mendorong kasih sayang memimpin perdamaian dunia.

"Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid khususnya bekerja keras mewujudkan kesetaraan dan kerukunan umat beragama," tutur Kyabje.

Sebagai informasi, Gus Dur meninggal pada 30 Desember 12 tahun lalu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ia dikenal sebagai orang yang memperjuangkan keberagaman.

Selama menjabat sebagai presiden dalam waktu yang singkat, Gus Dur memperjuangkan hak-hak kelompok minoritas, seperti mencabut Inpres nomor 14/1967 yang membatasi perayaan Imlek dan menetapkan Kong Hu Cu sebagai agama yang diakui di Indonesia.

Kemudian, mencoba menghapus diskriminasi kepada kelompok kiri, merawat paham kebangsaan dalam tubuh NU, dan mensejahterakan pegawai negeri sipil (PNS).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar