Swiss Resmi Legalkan Mesin Bunuh Diri, Tanpa Rasa Sakit

Sabtu, 18/12/2021 19:00 WIB
Ilustrasi Negara Swiss (Foto: Istimewa)

Ilustrasi Negara Swiss (Foto: Istimewa)

[INTRO]
Swiss mengambil langkah yang berbeda dengan banyak negara, ketika mereka melegalkan mesin bunuh diri. Hal ini salah satunya didasari atas banyak orang yang bunuh diri di negara itu.
 
Dikutip dari Swiss Info, Pengadilan Tinggi mengabulkan dan melegalkan mesin bunuh diri yang diberi nama Sarco tersebut. Mesin ini dibuat dan dikembangkan oleh Dr. Philip Nitschke, direktur organisasi nirlaba Exit Internasional yang juga dikenal sebagai “Dr Death”.
 
Mesin itu berbentuk seperti peti mati modern menyerupai kapsul. Mesin ini dapat dioperasikan dari dalam, bahkan dengan berkedip orang tersebut akan menderita sindrom terkunci dan mesin akan bekerja dengan mengurangi tingkat oksigen perlahan hingga di bawah tingkat kritis.
 
Semua proses itu diklaim berlangsung kurang dari semenit melalui metode hipoksia dan hipokapnia. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan seseorang meninggal dengan relatif damai dan tanpa rasa sakit.
 
Artinya, orang-orang yang hendak bunuh diri dan menggunakan mesin tersebut bisa langsung tewas kurang dari semenit dan diklaim tanpa rasa sakit.
 
Exit Internasional menyebut, mesin Sarco dibuat dan dikembangkan karena sekitar 1.300 orang Swiss telah meninggal karena bunuh diri tahun lalu. Atas temuan data tersebut, Dr. Nitschke berharap mesin bunuh diri buatannya dapat dioperasikan secara luas di Swiss pada 2022 mendatang agar orang yang bunuh diri tak merepotkan orang lain.
 
Di sisi lain, sekitar 1.300 orang yang bunuh diri itu menggunakan jasa organisasi eutanasia Dignitas and Exit Internasional tahun lalu. Kedua perusahaan menggunakan obat barbiturat cair yang dapat dicerna, untuk menyebabkan koma yang dalam dalam waktu dua sampai lima menit, diikuti dengan kematian.
 
Alat ini juga bisa dibawa-bawa ke berbagai tempat sesuai keinginan penyewa hendak bunuh diri di mana.
 
Sejauh ini Exit Internasional sudah membuat 2 mesin prototipenya. Mereka akan mencetak mesin ketiga untuk dioperasikan mulai tahun depan.
 
Meski demikian, bukan berarti mesin ini diterima khalayak luas. Banyak yang menolak ide mesin bunuh diri. Sebab metode kematian yang digunakan mesin bunuh diri tersebut mengingatkan dengan kamar gas yang digunakan Nazi Jerman untuk membunuh tawanan Yahudi di era Perang Dunia 2. 

(Givary Apriman Z\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar