Yahya Cholil Staquf Sebut Gus NU & Gus Yahudi Banyak Kemiripan

Rabu, 15/12/2021 09:02 WIB
Kedatangan Katib Aam (Sekjen) Suriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf semapt dikecam Hamas (Nuoline)

Kedatangan Katib Aam (Sekjen) Suriyah PBNU KH Yahya Cholil Staquf semapt dikecam Hamas (Nuoline)

Jakarta, law-justice.co - Kakak dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya membeberkan kisah soal latar belakangnya sebagai kader NU hingga pengalaman menjadi jubir Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Dia memiliki pandangan soal sosok ayahnya, KH. Muhammad Cholil Bisri, yang merupakan tokoh NU sekaligus salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Saat menceritakan ayahnya, Gus Yahya mengungkap ada persamaan antara Gus NU dan Gus Yahudi. Menurut dia, para Gus atau sebutan bagi anak kiai di kalangan NU dan Yahudi memiliki persamaan dalam hal menjadikan sosok ayah sebagai panutan.

"Saya memandang ayah saya ini mungkin lebih sebagai role model daripada sebagai ayah yang akrab, yang hangat. Jadi waktu Gus Dur ke Baghdad, paman saya masih di Kairo, Gus Dur bersurat kepada paman saya bahwa dia punya kenalan seorang Gus Yahudi," kata Gus Yahya dalam talkshow Gagasan Gus Yahya Menuju Muktamar NU di YouTube TVNU, Minggu (12/12).

"Jadi anaknya Rabi Yahudi di Baghdad dan mereka, Gus Dur dengan Gus Yahudi ini jadi akrab. Kalau enggak salah namanya Lamen disebut. Lalu saling cerita satu sama lain dan Gus Dur dalam suratnya kepada Gus Mus mengatakan, bahwa ternyata Gus NU dan Gus Yahudi itu banyak kemiripan," imbuh Katib Aam PBNU itu.

Gus Yahya kemudian menerangkan lebih lanjut soal kemiripan tersebut. Mulai dari perlakuan hingga maksud dari tradisi hubungan anak-ayah di kalangan Gus-Kiai.

"Kita ini oleh ayah-ayah kita diperlakukan sedemikian rupa. Ya, kita merasakan kasih sayangnya, tapi kita selalu merasa berjarak dari ayah kita dan itu terjadi juga dengan Gus Yahudi ini. Rupanya mungkin ini disengaja sebagai tradisi. Dan mungkin juga ini, ya, waktu itu, sih, ini kesimpulan saya sendiri kemudian, saya kira ini terjadi juga di banyak keluarga kiai," paparnya.

"Gus dengan ayah-ayah mereka memang agak berjarak. Mungkin maksudnya supaya anak-anak kiai ini lebih melihat ayah mereka sebagai role model sehingga secara mental dipersiapkan untuk jadi penerus transisi," tambah dia.

Gus Yahya merasa tradisi turun-temurun ini menarik. Apalagi jika tradisi yang sama juga terjadi di kalangan Gus Yahudi.

Di sisi lain, Gus Yahya mengungkap selain ayahnya ada sejumlah sosok kiai lain yang ia jadikan role model. Seperti KH Maksum hingga KH Zainal Abidin

"Jadi saya melihat ayah saya sebagai role model dalam soal etos belajarnya, etos hikmahnya dalam kepemimpinannya, dan seterusnya, semacam itu," ujar dia.

"Dan itu juga memang ayah saya juga tampaknya, ya, mengikuti role model dari kakek saya, melihat sebagai role model dan melanjutkannya. Saya kira ini mekanisme tradisi, mekanisme kaderisasi dalam tradisi pesantren," tandas dia.

PBNU akan menggelar Muktamar ke-34 pada 23-25 Desember mendatang. Salah satu agenda penting dari Muktamar yakni pemilihan Ketua Umum PBNU baru.

Gus Yahya siap maju sebagai calon Ketum PBNU di Muktamar mendatang. Dirinya akan bersaing dengan Ketum petahana Said Aqil Siradj.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar