Mari Belajar Investasi Emas Agar Bisa Raup Cuan

Selasa, 14/12/2021 11:06 WIB
Harga emas mengalami penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS dan peningkatan permintaan di tengah tekanan global. Kenaikan harga emas didorong oleh  kekhawatiran wabah virus corona yang menciptakan kepanikan di kalangan investor. Robinsar Nainggolan

Harga emas mengalami penguatan seiring dengan pelemahan dolar AS dan peningkatan permintaan di tengah tekanan global. Kenaikan harga emas didorong oleh kekhawatiran wabah virus corona yang menciptakan kepanikan di kalangan investor. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Jenis investasi kian beragam seiring perubahan zaman. Meski begitu, kilau investasi emas tak lekang dimakan waktu.

Buktinya, hingga kini investasi logam mulia itu masih digandrungi masyarakat.

Selain emas, sebetulnya masih banyak opsi logam mulia lainnya yang dapat dijadikan instrumen investasi, misalnya perak, platina, dan lainnya.

Namun, investasi emas masih menjadi yang paling menguntungkan dibandingkan logam mulia lainnya. Di sisi lain, pedagang emas juga lebih banyak dan umum, sehingga transaksi beli dan jual pun jauh lebih mudah.

Emas sebagai instrumen investasi juga datang dengan berbagai macam rupa, mulai dari emas batangan, emas perhiasan, emas koin, hingga menabung emas online pun bisa jadi opsi di saat ini.

Setiap jenis emas tersebut tentu punya sisi plus dan minusnya. Namun, Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut idealnya instrumen investasi yang dipilih adalah emas batangan.

Pasalnya, harga emas batangan cenderung lebih stabil dan punya kadar emas murni lebih tinggi dari perhiasan, yakni 24 karat.

Walau begitu, ia menyebut di masyarakat kita, terutama di kalangan ibu-ibu, emas dalam bentuk perhiasan lebih disenangi karena bisa dipakai menjadi aksesoris dalam aktivitas sehari-hari.

Ibrahim menyebut emas perhiasan bisa saja menjadi investasi jangka panjang, hanya saja ia menyebut kadar emas perhiasan mesti 24 karat atau tak jauh-jauh dari itu.

Tapi biasanya untuk perhiasan, kemurnian emas tak sampai 24 karat karena lunaknya emas murni, sehingga agar lebih kokoh kadar emas pun dikurangi menjadi di bawah 20 karat.

Yang juga jadi perhatian adalah biaya pembuatan perhiasan emas tersebut. Semakin sulit dan bervariasi perhiasan yang dibuat, makin mahal pula biaya jasa yang dibebankan. Sehingga, ujung-ujungnya cuan dari perhiasan emas tak seberapa dibandingkan dengan emas batangan.

"Emas yang kadar 24 karat itu yang dicari oleh kolektor karena 5 tahun ke depan harganya sudah tidak lagi harga sekarang," jelasnya seperti melansir cnnindonesia.com.

Untuk Anda yang ingin memulai berinvestasi emas, Ibrahim mengatakan ada beberapa tahap dan hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, cari harga wajar saat membeli. Menurut dia, saat ini harga yang ideal untuk mulai berinvestasi emas ialah saat harga sedang jatuh atau di level di bawah Rp900 ribu per gram. Sebagai informasi, harga emas Antam pada Senin (13/12) adalah Rp930 ribu per gram.

"Untuk pemula lihat dulu harga di pasar, kalau harga logam mulia lagi jatuh ya harga di bawah Rp900 ribu (per gram), di situ lah masyarakat melakukan pembelian," jelas Ibrahim.

Kedua, cari tahu dan hanya beli di tempat jual beli emas yang terpercaya. Anda mesti ekstra hati-hati, terutama dengan maraknya penawaran tabung emas secara online.

Ibrahim menyarankan untuk hanya beli dari tempat yang terpercaya, misalnya di PT Aneka Tambang (Persero) Tbk alias Antam.

Ketiga, ia menyebut masyarakat harus banyak bertanya dan mencari tahu soal berinvestasi di logam emas. Misalnya, ia mengatakan untuk bisa cuan dari investasi emas, minimal dibutuhkan waktu 5 tahun.

Pasalnya, emas tergolong dalam instrumen investasi safe haven atau investasi konservatif yang lebih stabil saat pasar sedang bergejolak. Karena itu, kenaikan harganya tidak fantastis seperti investasi risiko tinggi lainnya.

Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk hanya menggunakan uang `adem` atau yang tidak bakal digunakan dalam waktu dekat.

"Harus uang adem, jangan uang makan sehari-hari dijadikan sebagai investasi," beber dia.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar