Menkeu Sri Mulyani Beberkan Biang Kerok Teller Bank Bakal Hilang

Minggu, 12/12/2021 12:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. Rapat tersebut membahas evaluasi kinerja APBN 2019 dan rencana kerja APBN tahun anggaran 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2019. Rapat tersebut membahas evaluasi kinerja APBN 2019 dan rencana kerja APBN tahun anggaran 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Jakarta, law-justice.co - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut teknologi digital disebut-sebut akan mempengaruhi sektor keuangan begitu besar.

Kata dia, hal itu juga akan menjadi ancaman bagi Bank yang biasa menyediakan layanan teller.

"Saya melihat ini (teknologi digital) akan growing luar biasa. Karena generasi muda terbiasa hidup dengan digital jadi buat mereka pergi ke bank tidak lagi (bertemu) dengan teller. Itu striking very fast by 2045," kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021, Sabtu (11/12/2021).

Fenomena itu, katanya sudah terjadi di Eropa. Bahkan orang di sana jika ingin dilayani dengan teller harus membayar sangat mahal.

"Bahkan saya dengar di Eropa pergi ke bank mau dilayani personal bayar mahal sekali," ungkapnya.

Perkembangan teknologi digital ini disebut akan menjadi ancaman orang yang tidak melek teknologi. Sri Mulyani pun khawatir orang-orang tersebut bisa kesepian di masa depan.

"Saya khawatir pada 2045 banyak orang yang kesepian karena mereka tidak masuk ke 3D virtual dan dia left out di dunia reality. Ini yang perlu kita lihat," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah dan industri terus menyiapkan kebijakan dalam memproteksi dan menyiapkan kecepatan teknologi digital ke depan. Mengingat banyak manfaat dari teknologi digital ini.

"Digital ini lot of opportunity dalam berbagai hal, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, semuanya bisa diubah dengan digital teknologi. Dari sisi pemerintah akan terus belajar industrinya sendiri untuk bisa formulasi flexible enough, dinamis enough, memproteksi yang paling lemah itu konsumen maupun data," tutupnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar