BIN dan BSSN Lawan Hacker China ,Ditunggu Siap Beraksi

Sabtu, 11/12/2021 14:09 WIB
BSSN dan BIN  siap Bereaksi  melawan Hackert China, Foto seratusnews.id

BSSN dan BIN siap Bereaksi melawan Hackert China, Foto seratusnews.id

law-justice.co -  

Kejahatan di dunia siber memang tidak ada habisnya. Diketahui dalam beberapa pemberitaan sebelumnya  peretas asal China diduga telah menembus jaringan internal kementerian dan lembaga di Indonesia.

Tak main-main jumlahnya mencapai 10 kementerian dan lembaga, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN). Penyusupan tersebut ditemukan oleh Insikt Group, divisi penelitian ancaman Recorded Future.


Pakar siber Alfons Tanujaya mengatakan usaha peretasan antar negara atau state-sponsored cyberattacks sudah menjadi hal yang umum dan patut diwaspadai oleh semua negara. Dikejutkan karena adanya pernyataan ini menanggapi laporan Insikt Group yang menyebutkan bahwa organisasi pemerintah dan sektor swasta di Indonesia menjadi target hacker China.

"Saat ini marak penetrasi digital dan mazhab digital yang dikuasai dua kubu, Amerika Serikat (AS) dan China, yang menguasai software dan lalu lintas informasi digital dunia,"kata dia kepada Media  Tekno, Jumat malam, 10 Desember 2021. Menurut Alfons, pemerintah harus pintar-pintar menempatkan diri dan melindungi kepentingan negara dari serangan hacker yang didukung negara seperti itu. Di sinilah pentingnya peran dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Jadi, jangan cuma mengurusi masalah remeh-temeh seperti blokir internet saja, tapi high level hacking yang melibatkan aktor negara, tidak diusurusi  " tegas Alfons.


Pemerintah juga harus serius mencari talenta juga disiplin menjaga aset digital lembaga dan negara. Lalu, jangan lupa juga untuk menerapkan standard keamanan seperti ISO 27001 di semua kementerian/lembaga dengan disiplin ketat.

Kabar mengenai upaya spionase dunia maya ini muncul ketika Indonesia dan China telah membangun kembali hubungan diplomatik yang erat setelah hampir mencapai konflik bersenjata beberapa tahun sebelumnya, terutama karena sengketa wilayah laut. 

China saat ini diketahui merupakan investor terbesar kedua di Indonesia untuk untuk memfasilitasi peningkatan perdagangan . 

Melansir The Record,  penyusupan ini dikaitkan dengan kelompok yang disebut Mustang Panda. Mereka merupakan kelompok yang berasal China yang memiliki kampanye spionase siber dengan menargetkan kawasan Asia Tenggara.

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar