Budiman Tanuredjo

Deklarasi Pasangan Prabowo-Puan dan Perjanjian Batu Tulis

Selasa, 07/12/2021 13:44 WIB
Sekjen PDIP Ungkap Rahasia Pertemuan Megawati, Prabowo & Puan. (Dok: PDIP).

Sekjen PDIP Ungkap Rahasia Pertemuan Megawati, Prabowo & Puan. (Dok: PDIP).

Jakarta, law-justice.co - Hari Pemilu Belum Ditetapkan. Namun, kelompok masyarakat sudah mendeklarasikan capres 2024.

Ada yang mendeklarasikan Gubernur Dki Jakarta, Anies Baswedan. Ada yang mengusung Gandjar Pranowo sebagai capres 2024.

Tapi ada yang sudah dalam format pasangan yakni pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto-Puan Maharani, untuk presiden dan wakil presiden 2024.

Gerindra sudah memutuskan Prabowo sebagai capres 2024. Dengan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres 2024, Gerindra jelas akan mendapatkan kentungan politik.

Prabowo dan Gerindra identik. Gerindra akan mendapatkan keuntungan politik dengan mengusung Prabowo.

Namun, sejauh ini belum ada keputusan dari Prabowo. Apakah akan maju sebagai kontestan dalam pemilu 2024..

Prabowo adalah capres yang paling berpengalaman dalam pemilu. Tahun 2009, pasangan Megawati-Prabowo maju. Kemudian 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa dan tahun 2019 Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Apakah PDIP dan Gerindra akan benar-benar berkoalisi. Masih juga harus ditunggu.

Namun, hubungan Megawati-Prabowo dan kemunculan keduanya, kadang bersama Puan Maharani sangat intens akhir-akhir ini.

Terakhir, foto bertiga Prabowo-Megawati-Puan Maharani di Istana Negara, meski disebutkan sebagai kebetulan, memicu spekulasi politik akan berkoalisinya PDIP-Gerindra.

Peluang koalisi PDIP-Gerindra sangat terbuka. Gabungan PDIP-Gerindra sudah sangat mencukupi untuk mengajukan pasangan Prabowo-Puan. Ada 34 persen suara melebihi batas minimal pencalonan presiden.

Kedua, elektabilitas Prabowo menurut sejumlah lembaga survei, tertinggi meski dalam trend menurun.

Elektabilitas Prabowo hanya disaingi Gandjar Pranowo. Sementara elektabitas Puan Maharani masih belum terlalu tinggi.

Ketiga, jika duet Prabowo-Puan bisa diwujudkan sebagai capres, bisa jadi merupakan perwujudan Perjanjian Batutulis yang pernah ditandatangani Megawati dan Prabowo pada tahun 2009.

Kesepakatan bersama PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun 2009-2014. Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden. Ada tujuh butir kesepakatan Batutulis 16 Mei 2009. Beberapa di antaranya:

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.

2. Prabowo Subianto sebagai Wakil Presiden, jika terpilih mendapatkan penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan dalam produk hukum yang sesuai perundang-undangan yang berlaku.

3. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet berdasarkan pada penugasan butir 2 di atas. Prabowo Subianto menentukan nama menteri yang terkait, menteri-menteri tersebut adalah: Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.

4. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan persentase 50% dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50% dari pihak Prabowo Subianto.

5. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Pada tahun 2014, Megawati tidak mengikuti Perjanjian Batutulis karena PDIP mendukung Jokowi-Jusuf Kalla yang kemudian terpilih.

Pada tahun 2024, bisa saja Megawati mendukung Prabowo sebagai capres 2024 sebagai pelunasan atas Perjanjian Batutulis.

Namun apakah duet Prabowo-Puan akan terwujud menjadi capres 2024. Peluang Itu terbuka. Namun, apakah Prabowo-Puan akan terpilih menjadi presiden dan wapres 2024, masih terlalu dini untuk diperkirakan sekarang.

Untuk menjadi capres tergantung pada kesepakatan partai, namun untuk terpilih sebagai presiden ditentukan oleh pasar pemilih yang 52 persen adalah generasi muda.

Gerindra bisa mendapatkan keuntungan politik dengan mengusung Prabowo. Namun belum tentu keuntungan politik yang sama bisa didapat PDIP. Sentimen pemilih perlu jadi pertimbangan.

Satu faktor lain yang menjadi faktor adalah kemana arah politik Presiden Jokowi. Presiden Jokowi tetaplah jadi faktor penentu.

 

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar