Pengungsi Afghanistan Bakar Diri di Medan, UNHCR Dianggap Tak Serius

Senin, 06/12/2021 23:00 WIB
Para pencari suaka saat menghuni di depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (1/4). Puluhan imigran pencari suaka dari berbagai negara konflik seperti Sudan, Afghanistan, dan Somalia kembali menghuni di depan Kantor UNHCR Kebon Sirih sejak beberapa waktu lalu. Robinsar Nainggolan

Para pencari suaka saat menghuni di depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (1/4). Puluhan imigran pencari suaka dari berbagai negara konflik seperti Sudan, Afghanistan, dan Somalia kembali menghuni di depan Kantor UNHCR Kebon Sirih sejak beberapa waktu lalu. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) mendesak Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) bergerak karena pengungsi di Indonesia sudah mulai frustrasi, hingga salah satu dari mereka membakar diri di Medan.


"Bukti UNHCR tidak serius mengatasi persoalan ini dari banyaknya warga international di Indonesia yang sedang mencari suaka dan pengungsi depresi. Terakhir pengungsi dari Afghanistan yang transit di Medan bakar diri," kata pendiri LSM Solidarity Indonesia for Refugee (SIR), Ali Yusuf.

Melalui siaran pers SIR pada Senin (6/12/2021), Ali juga menilai pihak UNHCR kurang merespons dengan baik para pengungsi yang ada di Indonesia.

"Fakta di lapangan, UNHCR kurang respon terhadap nasib pengungsi di Indonesia. Salah satu buktinya mereka tidak difasilitasi ketika ingin berkomunikasi dengan UNHCR," ucap Ali.

Ali juga membeberkan informasi terkait aksi jahit mulut yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu di Pekanbaru.

"Hari ini tepat pukul 11.26, Sabtu (4/12/2021), saya menerima laporan ada aksi jahit mulut di depan gedung UNHCR Pekanbaru," tutur Ali.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga SIR, Maryam, menyebut bahwa aksi bakar diri di Medan bukanlah yang pertama kali. Maryam menilai banyak aksi serupa yang perlu mendapatkan respons dari UNHCR.

"Kami meminta UNHCR atasi persoalan ini. Berdasarkan data di lapangan yang sempat kami temui, bahwa sekitar 20 orang mencoba bunuh diri, 14 orang meninggal dan 6 orang berhasil diselamatkan," ujar Maryam.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar