Dubes RI ungkap Penyebab Varian Omicorn Akhirnya Hantam Benua Eropa

Minggu, 05/12/2021 19:00 WIB
Kasus Covid-19 di Belanda (AP)

Kasus Covid-19 di Belanda (AP)

Jakarta, law-justice.co - Seiring meluasnya persebaran varian Omicron, sejumlah negara Eropa diterpa gelombang keempat COVID-19. Duta besar RI buka-bukaan soal sejumlah dugaan penyebab lonjakan kasus COVID-19 Eropa. Ia juga menggambarkan kondisi WNI di sana. Separah apa kondisinya?


"Ada beberapa faktor penularan. Pertama tentunya vaksin di sini tidak merata. Meskipun kedua negara ini practically hampir 76 persen sudah divaksin tapi banyak yang belum divaksin," ujar Dubes RI untuk Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa, Andri Hadi, dalam konferensi pers virtual, dikutip Minggu (5/12/2021)

"Sebenarnya ini di Eropa itu umumnya sebagian besar itu infection to the unvaccinated, infeksi terjadi pada orang-orang sebagian besar belum divaksin atau tidak mau divaksin. Itu faktor pertama," imbuhnya.

Ia menambahkan, lalai penerapan protokol kesehatan dan relaksasi aturan penanganan COVID-19 yang terlalu dini juga menjadi pemicu lonjakan kasus sejumlah negara. Misalnya di Belanda pada Mei lalu, ia menyaksikan orang-orang santai beraktivitas tanpa masker di tempat umum. Misalnya, di dalam mal.

"Jadi saya ke Belanda jalan-jalan di bulan Mei, practically tidak ada orang pakai masker. Itu sebelum summer. Jadi di dalam mal, saya sempat di Belgia umumnya masih pakai masker. Tapi waktu ke Belanda ada meeting koordinasi dan itu practically jarang sekali orang pakai masker di dalam restoran, mal," kata Andri.

Ia menambahkan, lalai penerapan protokol kesehatan dan relaksasi aturan penanganan COVID-19 yang terlalu dini juga menjadi pemicu lonjakan kasus sejumlah negara. Misalnya di Belanda pada Mei lalu, ia menyaksikan orang-orang santai beraktivitas tanpa masker di tempat umum. Misalnya, di dalam mal.

"Jadi saya ke Belanda jalan-jalan di bulan Mei, practically tidak ada orang pakai masker. Itu sebelum summer. Jadi di dalam mal, saya sempat di Belgia umumnya masih pakai masker. Tapi waktu ke Belanda ada meeting koordinasi dan itu practically jarang sekali orang pakai masker di dalam restoran, mal," kata Andri.

"Menurut saya ini yang membuat terlalu cepat relaksasinya, tidak memperhitungkan faktor. Di Belgia starting Agustus ketika mengatakan di sini bebas masker, maksudnya bebas tidak obligation, di mal-mal dibuka juga masker, kecuali kalau kita naik transportasi baru itu sifatnya wajib," sambungnya.

Menurutnya, penerapan protokol kesehatan di Indonesia jauh lebih baik dibanding sejumlah negara Eropa. Ia mengapresiasi keberhasilan RI menangani lonjakan COVID-19 besar-besaran yang sempat terjadi beberapa bulan lalu.

Lantas, seperti apa kondisi WNI di Eropa? Apakah ikut terimbas gelombang empat COVID-19 Eropa? Simak penjelasan Dubes RI di halaman selanjutnya.

Andri menjabarkan, terdapat sejumlah WNI yang ikut terinfeksi virus Corona di Eropa. Kebanyakan dari pasien WNI menjalani isolasi mandiri di rumah, mengacu pada standar penanganan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri.


WNI yang dinyatakan positif COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri juga diberikan dukungan berupa pangan dan perangkat kesehatan seperti hand sanitizer, masker, dan akses untuk tes PCR bagi yang memerlukan.

"Memang ada beberapa WNI kita yang positif kena Corona, tapi umumnya mereka diisolasi di rumah. Seperti di Belgia 23 orang, Jerman cukup tinggi 139 orang, di Belanda 110 orang, di Inggris 187 orang. Kita Kementerian Luar Negeri sudah memiliki SOP untuk WNI yang terpapar COVID-19," terang Andri.

"Kita terus memantau dengan perhatian yang penuh untuk membantu WNI, sehingga mereka bisa kembali pulih dan sehat," pungkasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar