Macron: Eropa Akan Buka Hubungan Diplomatik dengan Taliban

Sabtu, 04/12/2021 21:05 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Reuters).

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: Reuters).

Jakarta, law-justice.co - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan beberapa negara Eropa sedang berupaya membuka hubungan diplomatik dengan Taliban yang akan memungkinkan duta besar mereka kembali ke Afghanistan.

Negara-negara Barat sebelumnya telah bergulat dengan Taliban setelah kelompok Islam tersebut mengambil alih Afghanistan dalam serangan kilat pada bulan Agustus. Pada waktu yang sama, Amerika Serikat menarik kembali semua pasukannya.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menutup kedutaan mereka dan menarik diplomat mereka ketika Taliban merebut Kabul. Setelah itu, para militan mendeklarasikan pemerintahan sementara yang anggota utamanya berada di bawah sanksi AS dan PBB.

"Kami sedang memikirkan sebuah organisasi antara beberapa negara Eropa yang memungkinkan duta besar kami hadir," kata Macron, dikutip dari Reuters, Sabtu (4/12/2021).

Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya enggan untuk mengakui Taliban yang didominasi suku Pashtun. Mereka menuduh Taliban mundur dari janji inklusivitas politik dan etnis untuk menegakkan hak-hak perempuan dan minoritas.

"Ini adalah demarkasi yang berbeda dari pengakuan politik atau dialog politik dengan Taliban. Kami akan memiliki perwakilan segera setelah kami dapat membuka," katanya Macron.

Dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan dengan Taliban seminggu yang lalu, Uni Eropa menyarankan untuk segera membuka hubungan diplomatik.

"Delegasi UE menggarisbawahi bahwa kemungkinan membangun kehadiran minimal di lapangan di Kabul, yang tidak memerlukan pengakuan, akan secara langsung bergantung pada situasi keamanan, serta pada keputusan efektif oleh otoritas de facto untuk memungkinkan UE memastikan perlindungan yang memadai bagi staf dan bangunannya," katanya.

Prancis secara terpisah mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka telah melakukan misi evakuasi di Afghanistan dengan bantuan Qatar. Mereka membawa lebih dari 300 orang, sebagian besar warga Afghanistan, yang lari ke luar negeri.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar