Israel Seru Dunia Hentikan Pembicaraan Soal Nuklir Iran

Kamis, 02/12/2021 21:00 WIB
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett. (Foto: Reuters)

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett. (Foto: Reuters)

Israel, law-justice.co - Israel mendesak negara-negara di dunia untuk segera menghentikan pembicaraan nuklir dengan Iran. Israel resah usai Dewan Pengawas PBB mengumumkan bahwa Teheran telah mulai memproduksi uranium yang diperkaya dengan sentrifugal yang lebih maju.

"Iran melakukan pemerasan nuklir sebagai taktik negosiasi. Dan ini harus dijawab dengan penghentian segera negosiasi dan penerapan langkah-langkah keras oleh kekuatan dunia," demikian keterangan yang dikeluarkan kantor Perdana Menteri Naftali Bennett, dikutip dari Reuters, Kamis (2/12/2021).

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebelumnya menyatakan Iran telah memulai proses pengayaan uranium hingga kemurnian 20 persen dengan satu kaskade, atau cluster, dari 166 mesin IR-6 canggih di pabrik Fordow-nya, yang digali di sebuah gunung.

Iran dan negara-negara besar sedang mencoba untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 di mana Teheran membatasi program nuklirnya dengan imbalan bantuan dari sanksi ekonomi AS, Uni Eropa dan PBB.

Amerika Serikat menarik diri dari pakta tersebut pada tahun 2018, tepat pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Iran kemudian menanggapi dengan melanggar batas perjanjian.

Seorang pejabat Israel bercerita, Bennet mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tentang keberatannya terhadap pencabutan sanksi terhadap Iran, terutama di bawah kesepakatan sementara yang secara efektif berarti "aliran dana besar-besaran ke rezim Iran".

Berdasarkan kesepakatan 2015, tidak ada pengayaan uranium yang seharusnya dilakukan di Fordow sama sekali. Sampai sekarang Iran telah memproduksi uranium yang diperkaya di sana dengan mesin IR-1 dan telah diperkaya dengan beberapa IR-6 tanpa menyimpan produknya.

Dalam wawancara video pada hari Kamis dengan situs berita YNet Israel, Menteri Pertahanan Benny Gantz menyuarakan keyakinan bahwa Presiden AS Joe Biden akan memenuhi janjinya untuk tidak membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir.

"Saya tidak berpikir kita sendirian. Saya pikir kita selalu harus menyiapkan opsi untuk saat-saat ketika kita mungkin menemukan diri kita sendiri. Saya katakan lagi, serangan (terhadap Iran) adalah pilihan. Tidak harus yang pertama," katanya.

(Muhammad Rio Alfin\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar