Kemunculan Varian Omicron Disebut Efek dari Kesenjangan Akses Vaksin

Selasa, 30/11/2021 22:10 WIB
Petugas medis Afrika Selatan sedang mengambil sampel untuk tes covid-19 (detikcom)

Petugas medis Afrika Selatan sedang mengambil sampel untuk tes covid-19 (detikcom)

Jakarta, law-justice.co - Saat para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba mengembangkan sebuah vaksin untuk memerangi virus Corona (COVID-19) pada Oktober 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar tidak ada yang namanya `nasionalisme vaksin`.


Dalam pidatonya via video pada saat itu, seperti dilansir AFP, Selasa (30/11/2021), Direktur Jenderal (Dirjen) WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa satu-satunya cara mengalahkan pandemi Corona adalah memastikan negara-negara miskin memiliki akses yang setara terhadap vaksin Corona.

"Ketika kita memiliki sebuah vaksin yang efektif, kita juga harus menggunakannya secara efektif," tegas Tedros pada saat itu.

"Dan cara terbaik untuk melakukan itu adalah memvaksinasi beberapa orang di seluruh negara daripada (memvaksinasi) semua orang di beberapa negara. Nasionalisme vaksin akan memperpanjang pandemi, bukan mempersingkatnya," jelasnya.

Setahun kemudian, kesenjangan akses terhadap vaksin Corona tidak bisa disangkal lagi. Negara-negara kaya seperti Prancis dan Jepang telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin Corona terhadap lebih dari 75 persen populasi mereka.

Sedangkan di Afrika Selatan di mana varian baru Omicron pertama kali terdeteksi, baru seperempat populasi yang telah divaksinasi. Angka itu merupakan salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di benua Afrika.

Namun apakah kesenjangan akses terhadap vaksin Corona benar-benar menjadi alasan di balik kemunculan varian Omicron?

Para pakar Prancis yang ditugaskan memberikan informasi kepada tim respons pandemi pemerintah, menyebut varian Omicron kemungkinan datang dari seorang pasien dengan sistem kekebalan yang tertekan dan merupakan hasil dari garis panjang mutasi yang berakumulasi saat infeksi kronis.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar