Teknologi Rendah Karbon Butuh Dana Besar, Apa Solusi dari Pemerintah?

Selasa, 30/11/2021 19:10 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (VOI)

Menteri Keuangan Sri Mulyani (VOI)

Jakarta, law-justice.co - Target netral karbon juga memiliki isu yang relevan dengan industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Beberapa upaya yang dilakukan dalam mencapai netral karbon, utamanya yaitu dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.

Selain itu, dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Dan terakhir, penggunaan teknologi rendah karbon untuk mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS).

Pemerintah memiliki target netral karbon pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah sudah punya peta jalan untuk mencapai target tersebut.

Namun dia mengakui bahwa penggunaan teknologi rendah karbon ini perlu biaya besar. "Komitmen ketiga ini tentu tidak gratis. Itu akan membutuhkan anggaran dan investasi yang besar," paparnya dalam `2nd International Convention Indonesian Upstream Oil and Gas 2021`, Selasa (30/11/2021).

Investasi ini menurutnya tidak hanya datang dari kantong pemerintah, namun juga dari sektor swasta atau badan usaha juga akan terlibat. Karena mahalnya biaya ini, maka menurutnya Indonesia harus merancang transisi energi dengan tepat.

"Di satu sisi, bagaimana Indonesia dapat membangun, memelihara dan menjaga keamanan energi. Di sisi lain, bagaimana Indonesia dapat memenuhi dan berpartisipasi dalam upaya kolektif global untuk menghindari bencana perubahan iklim," jelasnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, dia bersama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini menggarap salah satu skema transisi energi.

"Hal ini tidak hanya terkait dengan batu bara, yang juga merupakan bahan bakar fosil lainnya, tetapi juga pada minyak dan gas," ucapnya.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar