Mungkin Saya Sering Dikhianati, Tapi Jangan Sampai Prabowo Berkhianat

Selasa, 30/11/2021 06:31 WIB
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (Reuters)

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (Reuters)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto dalam bukunya berjudul Kepemimpinan Militer, menceritakan bahwa dirinya sempat menjadi murid H. Ishak, pengajar aliran pencak silat Cimande, Bogor, Jawa Barat (Jabar), saat berpangkat mayor.

Saat berguru kepada Abah Ishak, Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu, lebih banyak mendapatkan pelajaran spiritual dibandingkan latihan fisik.

"Salah satu nasihat beliau yang sangat berkesan dan saya bawa terus sampai sekarang adalah waktu beliau mengatakan, `Seorang pendekar itu harus selalu berani, tetapi ingat seorang pendekar tidak boleh punya benci di hatinya dan tidak boleh ada dendam di hatinya`," ungkap Prabowo dalam keterangan tertulis, Senin (29/11/2021).

Prabowo menyatakan, nasihat tersebut masih diamalkannya sampai sekarang. Dirinya juga memegang teguh petuah-petuah dari berbagai aliran silat lainnya, yang umumnya mengajarkan kebajikan.

"Saya sekarang juga merasa setelah sekian puluh tahun saya belajar dari Abah Ishak, tidak ingin punya rasa benci dan saya tidak ingin punya rasa dendam, akhirnya saya merasa hidup saya lebih ringan," tuturnya.

Dia pun menuliskan pada satu waktu, dirinya pernah disinggung soal pengkhianatan saat diwawancarai di sebuah stasiun televisi.

"Dan pewawancaranya bertanya kepada saya, `Pak Prabowo, Pak Prabowo sering dibohongi dan sering dikhianati. Bagaimana tanggapan Prabowo?`" kata Prabowo.

"Saya jawab, `Ya, mungkin saja saya sering dibohongi dan sering dikhianati, tapi yang penting jangan sampai Prabowo berkhianat dan jangan sampai bohong`," sambungnya.

Prabowo menceritakan Abah Ishak yang tinggal di Tarikolot, merupakan salah guru silat aliran Cimande. Prabowo mengenalnya saat Abah sudah sepuh, berusia lebih dari 60 tahun.

Seperti sebuah film, Abah Ishak tidak menerima semua murid yang mau belajar. Pun orang-orang yang diterima sebagai muridnya harus mulai dari mengabdi dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar, seperti ambil air, cocok tanam, dan sebagainya.

"Demikian beliau itu. Mengajar pencak silat tradisional. Ilmu-ilmu diberikan sedikit demi sedikit. Sering latihan malam hari. Mungkin ini kebiasaan dari ratusan tahun karena pada saat itu, waktu zaman penjajah, pencak silat dilarang, dianggap nanti akan memperkuat mereka-mereka yang berontak melawan Belanda," tandas Prabowo.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar