Kasus Pembunuhan Khashoggi Buntu, Pengadilan Turki Hampir Menyerah

Rabu, 24/11/2021 15:20 WIB
Wartawan Arab Saudi yang dibunuh, Jamal Khashoggi (Foto: DW)

Wartawan Arab Saudi yang dibunuh, Jamal Khashoggi (Foto: DW)

Turki, law-justice.co - Pengadilan Turki disebut mulai buntu saat menangani sidang lanjutan kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada Selasa (23/11/2021).


Perwakilan Reporter Tanpa Batas (RBF), Erol Onderoglu, mengatakan keadilan tak bisa ditegakkan jika hasil pengadilan tak melibatkan Pangeran MBS.

"Semua orang tahu proses pengadilan akan jadi simbolis selama terdakwa tak ditangkap dan dikembalikan ke Turki," ujar dia seperti dikutip Reuters, Rabu (24/11/2021)


Onderaglu menggambarkan penanganan kasus itu, "mulai buntu."

Hari ini, Pengadilan telah meminta Kementerian Kehakiman untuk mengirim surat ke Arab Saudi menanyakan soal siapa yang dihukum dalam pengadilan di negara itu, sehingga para terdakwa tak menerima hukuman dua kali.

Pada September 2020 lalu, pengadilan Saudi menjatuhkan hukuman penjara antara tujuh dan 20 tahun lebih kepada delapan orang dalam kasus pembunuhan Khashogi dalam persidangan.

Pengadilan Turki mengadili 26 warga Saudi, in absentia atas beragam tuduhan yang berkaitan dengan pembunuhan jurnalis tersebut.

Para pengamat menilai, proses itu tak transparan lantaran tak membeberkan nama tersangka.

Laporan intelijen AS yang dirilis Maret lalu, mengatakan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman terlibat dalam kasus tersebut dengan menyetujui operasi pembunuhan atau menangkap Khashogi pada Oktober 2018 lalu.

Namun, pemerintah Saudi membantah adanya campur tangan Pangeran MBS dan menolak temuan laporan tersebut.

Sementara itu, menanggapi kasus pembunuhan jurnalis tersebut, Washington menjatuhkan sanksi kepada beberapa orang yang dianggap terlibat.

Pengacara tunangan Khashogi, Hatice Cengiz, meminta agar laporan dari AS ditambahkan ke kasus di Turki. Namun, permintaan itu ditolak oleh pengadilan saat sidang sebelumnya.

Hubungan antara Saudi dan Turki regang usai kasus pembunuhan Khashoggi. Bahkan Saudi secara informal memboikot barang dari Ankara.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar