3 Varian Baru Covid-19 Mengintai RI, Menkes Minta Warga Waspada

Sabtu, 13/11/2021 14:20 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Antara)

Menkes Budi Gunadi Sadikin (Antara)

Jakarta, law-justice.co - Ada 3 jenis varian Corona yang harus diwaspadai agar tidak masuk ke Indonesia hal ini diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Budi menyebutkan 3 varian itu. "Jadi kita selalu monitor sekarang varian-varian baru apa saja yang berbahaya, dan kita sudah lihat sekarang 3 varian baru Lamda, Mu, dan C.1.2, ini adalah varian baru yang juga menjadi perhatian WHO, dan memiliki beberapa mutasi berbahaya. Jadi kita kontrol jangan sampai varian baru ini masuk ke Indonesia dengan kita perkuat perbatasan-perbatasan kita," ujar Budi dalam agenda webinar bersama PKS, Sabtu (13/11/2021).

Budi kemudian memberi contoh kenaikan kasus di Inggris. Dia menyebut kenaikan kasus di Inggris itu dikarenakan adanya varian Delta yang bermutasi, oleh karena itu Budi berharap 3 varian baru Corona tersebut tidak masuk ke Indonesia saat kasus Corona sudah melandai. "Di Inggris terjadi kenaikan karena adanya varian baru. Tapi bukan 3 itu, jadi Inggris naik bukan karena Delta, kemudian begitu dia naik gara-gara Delta ternyata kita lihat deltanya juga sudah bermutasi dari delta yang namanya kemarin disebut pak Luhut delta plus, itu juga cukup mengkhawatirkan, jadi selain varian baru tapi varian Deltanya sendiri bermutasi, dan di inggris ini menyebabkan kenaikan seperti ini," ucapnya.

Meski begitu, Budi memastikan pemerintah tidak hanya mewaspadai varian baru itu, tetapi juga mutasi virus sebelumnya. Dia mengatakan Indonesia saat ini sudah memiliki 12 laboratorium yang diresmikan awal tahun lalu untuk mengantisipasi mutasi Corona di Indonesia.

"Kita juga memonitor bukan hanya varian baru, di Indonesia sendiri varian deltanya itu sudah bermutasi menjadi 25 jadi ini sub mutasi atau sub lineage dari varian delta," jelasnya.

"Sampai sekarang varian kuat adalah Delta, dan kita beruntung sudah lampauin varian Delta sehingga imunitas rakyat Indonesia sudah ada," tambahnya.

 

Pandemi Tak Selesai Cepat


Lebih lanjut, Budi juga terus mengimbau masyarakat tidak abai dengan protokol kesehatan. Meski angka kasus Corona sudah landai.

"Pandemi ini sebenarnya sudah beberapa kali terjadi di dunia, jadi umat manusia harusnya udah tahu bagaimana mengatasinya, pandemi ini umumnya nggak ada yang selesai cepat. Ada yang 5 tahun, ada yang 10 tahun, malah sampai ratusan tahun, karena pandemi ini umunnya tidak bisa selesai cepat, jadi setiap ada pandemi kita sudah tahu targetnya bagaimana, bisa mengurangi laju penularannya, bukan langsung menghilangkan atau butuh waktu puluhan tahun, yang penting adalah bagaimana laju penularan," ujarnya.

Budi juga mengatakan dia tidak bisa memprediksi kapan pandemi selesai. Sebab, masih banyak varian virus Corona saat ini.

"Virus ini banyak yang kita belum tahu, tadinya kita pikir dengan vaksinasi bisa selesai, nah ini adalah contoh 3 negara yang vaksinasinya sudah tinggi di atas 60 persen, di atas 70 persen, Singapura malah ada di atas 80 persen, tapi mereka tetap ada gelombang kasus lain. Kenapa? Karena memang ada varian baru,varian delta," ucapnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar