Serang Singapura-Malaysia, Ini Fakta Varian Terbaru Corona Delta Plus

Kamis, 11/11/2021 10:22 WIB
Ilustrasi virus corona. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Ilustrasi virus corona. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, Virus Corona atau COVID-19 varian AY.4.2 atau `delta plus` mulai menyerang Singapura dan Malaysia. Ada sederet fakta terkait penyebaran Corona di dua negara tetangga Indonesia itu.

Varian delta plus telah terdeteksi di Singapura sejak akhir Oktober lalu. Malaysia juga melaporkan varian delta plus sudah ditemukan di negaranya.

Berikut sederet fakta varian terbaru Corona delta plus di dua negara itu seperti melansir detik.com:

 

1. 99% Pasien Corona Singapura Gejala Ringan Meski Ada Varian Delta Plus

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyebut ada 91.844 kasus Corona dalam 28 hari terakhir. Dari jumlah tersebut, sebanyak 98,7 persen kasus Corona mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.

Dari jumlah itu, hanya 0,8 persen yang membutuhkan bantuan pasokan oksigen di bangsal umum, 0,3 persen di unit perawatan intensif (ICU) dan 0,2 persen meninggal dunia.

Kasus pertama untuk varian AY.4.2 terdeteksi di Singapura pada 26 Oktober lalu. Kasus itu terdeteksi merupakan kasus impor atau kasus Corona yang penularannya terjadi di luar negeri.

 

2. Total Kasus Corona Singapura

Singapura sejauh ini mencatat ada 224.200 kasus Corona yang terjadi di negaranya. Dari jumlah itu, 523 orang meninggal dunia.

MOH menyebut ada 3.397 kasus baru Corona dalam 24 jam terakhir di Singapura. Selain itu, ada 12 kematian akibat Corona tercatat dalam sehari terakhir di negara ini.

Dari angka tersebut, 3.391 kasus baru merupakan kasus penularan lokal atau penularannya terjadi di tengah masyarakat, yang terbagi atas 3.222 kasus terdeteksi di tengah masyarakat dan 169 kasus terdeteksi di asrama pekerja migran. Enam kasus lainnya merupakan kasus impor.

Level pertumbuhan kasus mingguan di negara ini berada di angka 0,82 pada Selasa (9/11), yang lebih rendah dibandingkan Senin (8/11) dengan level pada 0,84.

Angka ini merujuk pada rasio terdeteksinya kasus di dalam masyarakat dalam sepekan terakhir, dibandingkan sepekan sebelumnya.

Otoritas Singapura juga mencatat ada 1.700 kasus Corona yang perlu perawatan di rumah sakit, dengan 300 pasien di antaranya membutuhkan pasokan oksigen. Dari angka itu, 68 pasien dinyatakan tidak stabil kondisinya dan berada di bawah pengawasan saksama di ICU.

Sementara, 72 kasus lainnya dinyatakan sakit kritis dan diintubasi. Tingkat pemanfaatan ICU secara keseluruhan mencapai 72,4 persen.

Total 2.834 kasus Corona diizinkan pulang dari rumah sakit dalam sehari terakhir. Vaksinasi di Singapura sendiri telah mencapai 85 persen populasi.

 

3. Malaysia Klaim Vaksin Efektif Cegah Varian Delta Plus

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah, mengatakan ada dua kasus Corona varian delta plus. Kasus-kasus itu terdeteksi ketika ada dua pelajar Malaysia yang baru tiba dari Inggris. Keduany tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Oktober lalu.

Dilansir dari The Star, Noor Hisham mengatakan varian AY.4 termasuk di antara 75 jenis turunan yang berasal dari virus Corona varian delta. Salah satu turunan AY.4 adalah varian AY.4.2, yang juga dikenal sebagai varian delta plus.

Dia mengatakan Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah menetapkan AY.4.2 sebagai varian yang sedang diselidiki (VUI). Namun, pejabat tinggi Malaysia itu menegaskan vaksin Corona yang digunakan efektif melawan varian AY.4.2.

"Vaksin yang digunakan saat ini masih efektif terhadap varian ini dan langkah-langkah seperti karantina, pengujian, dan sebagainya yang dilakukan dapat membantu mengurangi risiko penularan varian ini di Malaysia, terutama di gerbang-gerbang internasional negara," tutur Dr Noor Hisham.

 

4. Varian Delta Plus di Dunia

Ada lebih dari 32 ribu kasus virus Corona varian AY.4.2 atau varian delta plus yang telah terdeteksi di seluruh dunia. Dilansir dari Newsweek, Rabu (10/11/2021), varian AY.4.2 diketahui merupakan mutasi dari varian AY.4 atau Delta.

Varian AY.4.2 terbentuk dari dua mutasi yang disebut Y145H dan A222V yang mempengaruhi spike protein AY.4.2 yang digunakan virus untuk memasuki sel-sel manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian AY.4.2 sebagai `variant of interest` atau varian yang menarik perhatian, namun bukan `varian of concern` atau varian yang menjadi kekhawatiran.

Para peneliti mendeteksi varian AY.4.2 bulan lalu setelah data menunjukkan varian ini menyebar di seluruh Inggris dan ikut menyumbang peningkatan kasus baru Corona.

Menurut Outbreak.Info, yang mengumpulkan data penyebaran varian-varian COVID menggunakan jaringan pelaporan virus bernama GISAID, varian AY.4.2 menyumbang 13-14 persen sampel virus Corona baru yang diurutkan di Inggris hingga 8 November. Angka itu berkembang sejak Juli lalu.

Varian tersebut tidak tampak menyebar sama cepatnya di Amerika Serikat (AS). Menurut data yang sama, ada 28 kasus varian delta plus di sedikitnya 11 negara bagian.

Di seluruh dunia, berdasarkan data Outbreak.Info pada 8 November, tercatat 32.004 kasus Corona varian AY.4.2 yang dilaporkan dari 37 negara. Data itu diprediksi bisa mengalami perubahan signifikan sejak bulan lalu karena fluktuasi pelaporan yang diakui oleh GISAID.

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar