Sri Mulyani Bongkar Alasan RI Makin Banyak Utang Luar Negeri

Selasa, 09/11/2021 18:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (VOI)

Menteri Keuangan Sri Mulyani (VOI)

Jakarta, law-justice.co - Sri Mulyani menjelaskan mengenai asal usul utang pemerintah. Terutama pada saat pandemi Covid-19 ini yang melonjak cukup tinggi.


Menurutnya, keuangan negara menjadi instrumen yang sangat penting dalam menghadapi situasi seperti pandemi Covid-19. Dimana, untuk membantu masyarakat karena tekanan Covid-19, belanja negara melonjak tajam namun di satu sisi penerimaan negara turun karena banyak pembayar pajak yang tidak memiliki penghasilan.


"Kalau penerimaan kurang untuk membiayai belanja yang begitu banyak, berarti kita ada defisit atau kurang, maka kekurangannya dibiayai pake utang. Utangnya berapa dan dari mana saja, itu semua dibahas dengan DPR sebagai wakil rakyat. Jadi kita sebelum membuat utang secara tidak langsung menyampaikan ke rakyat melalui wakil-wakil tersebut," ujarnya, Selasa (9/11/2021).


Ia menjelaskan, ini tidak hanya dihadapi oleh Indonesia tapi juga negara lainnya. Sebab, berbagai belanja harus dilakukan pemerintah untuk membantu masyarakat, pelaku usaha hingga tenaga kesehatan.

Lanjutnya, hingga saat ini bantuan yang sudah diberikan pemerintah adalah seperti pemenuhan kebutuhan pokok melalui bantuan sosial (bansos) uang tunai, sembako hingga BLT dana Desa bagi seluruh masyarakat yang sangat terdampak Covid-19.

Pemerintah juga membantu para pekerja dengan memberikan bantuan subsidi upah hingga para siswa-siswi dan guru-guru dibantu untuk bisa melakukan kegiatan belajar mengajar jarak jauh atau virtual dengan memberikan subsidi kuota internet.

Selain itu, pemerintah juga membantu rumah tangga dengan memberikan diskon listrik hingga 100% untuk yang listriknya 450 VA dan 50% untuk yang 900 VA. Juga pemerintah membantu masyarakat yang kehilangan pekerjaan dengan program kartu prakerja untuk meningkatkan skill para pekerja.

Melalui keuangan negara, pemerintah juga membantu masyarakat yang terkena positif Covid-19 dan di rawat di rumah sakit dengan membiayai semua perawatannya hingga sembuh. Tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat juga diberikan apresiasi melalui insentif dan tunjangan bagi mereka yang harus kehilangan nyawa saat bertugas.

Pemerintah juga menyediakan vaksin dan vaksinasi secara gratis bagis seluruh rakyat Indonesia untuk mencapai kekebalan komunal. Dimana semuanya menggunakan keuangan negara.

"Itu semua menggunakan uang negara. Lalu kalian tanya, kalau kita belanja begitu banyak tadi Rp 2.750 triliun, namun kita juga pendapatannya tidak sampai Rp 2.750 triliun bagaimana? maka disini kita perlu pembiayaan defisit. Pemerintah kalkulasi dan bicarakan dengan DPR. Pemerintah mengeluarkan SBN, ini surat utang. Kalian khawatir utangnya banyak nggak? Kita kelola dengan hati-hati, rambu-rambunya ada. Jadi pemerintah menjaga juga dari sisi risikonya yang dikelola dengan hati-hati," tegasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar