Pemerintah Komunis China Sensor Berita Skandal Seks Eks Wakil PM

Kamis, 04/11/2021 17:20 WIB
Mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli dan petenis Peng Shuai (Net)

Mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli dan petenis Peng Shuai (Net)

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - Pemerintahan Komunis China menyensor semua unggahan terkait klaim petenis Peng Shuai yang mengaku dipaksa melakukan hubungan seksual oleh mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli.


Penyensoran ini mulai terpantau ketika Peng baru saja mengungkap ceritanya di jejaring sosial Weibo pada Selasa (2/11/2021) lalu.

CNN melaporkan bahwa unggahan itu hilang dari akun resmi Peng hanya sekitar 30 menit setelah dipublikasikan.

Sebagaimana dilansir AFP, Kamis (4/11/2021) data dari situs Weibo mengindikasikan Peng memang mengunggah sesuatu pada Selasa. Unggahan itu sudah dilihat lebih dari 100 ribu kali, tapi kontennya tak diketahui.

Tangkapan layar unggahan Peng itu tetap tersebar di jagat maya. Namun, sejumlah unggahan tangkapan layar itu juga menghilang dari internet.

Pengguna internet juga tak dapat menemukan hasil apapun ketika mencari nama Peng dan Zhang secara bersamaan di mesin pencari China, seperti Weibo dan Baidu.

Akun Weibo milik Peng sendiri masih ada hingga Kamis (4/11/2021). Namun, pengguna internet tak akan menemukan akun itu jika mencari namanya di Weibo.

Melalui akun itu, Peng menarik perhatian karena mengunggah pengakuannya bahwa ia pernah dipaksa melakukan hubungan seksual oleh Zhang.

Peng mengungkap bahwa ia memang sempat berhubungan seksual dengan Zhang sekitar 10 tahun lalu, saat pria itu masih menjabat sebagai salah satu pemimpin Partai Komunis China diTianjin.

Setelah naik jabatan ke Komite Politbiro di Beijing, Zhang putus hubungan dengan Peng. Namun, ketika Zhang pensiun sekitar tiga tahun lalu, eks pejabat itu disebut mengajak Peng bermain tenis.

Usai bermain tenis, Zhang dan istrinya mengajak Peng ke rumah mereka. Di rumah itulah Peng dipaksa berhubungan seks dengan Zhang.

"Mengapa Anda harus datang kembali kepada saya, membawa saya ke rumah Anda dan memaksa saya berhubungan seks dengan Anda? Ya, saya tidak punya bukti dan mustahil untuk punya bukti," tulis Peng, sebagaimana dikutip CNN.

Sejak saat itu, Peng menjalin hubungan gelap dengan Zhang meski ia mengaku mengalami "begitu banyak ketidakadilan dan pelecehan." Hingga akhirnya, keduanya bertengkar pada pekan lalu, dan Zhang tak mau bertemu dengan Peng.

"Saya tak bisa menggambarkan betapa menjijikkannya, dan berapa kali saya bertanya kepada diri sendiri apakah saya masih bisa dianggap manusia? Saya merasa seperti mayat berjalan. Setiap hari saya berpura-pura. Siapa saya sebenarnya?"

Hingga saat ini, Zhang belum buka suara. Ia sendiri sempat menjadi satu dari tujuh anggota Komite Politbiro Partai Komunis China dari 2012-2017. Zhang pensiun dari jabatan wakil PM pada 2018.

Ini merupakan kali pertama gerakan #MeToo di China menyeret nama mantan pejabat tinggi. Para aktivis pun menganggap Peng harus diapresiasi karena berani buka suara meski nyawanya terancam.

"Kita harus memahami betapa hebat Peng Shuai mau buka suara. Hanya sedikit orang yang punya keberanian melakukan itu karena dapat mengancam keselamatan diri sendiri dan keluarga," ucap aktivis feminis China yang tinggal di New York, Lv Pin.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar