Akhirnya Muncul di Publik, ini Wajah Pemimpin Tertinggi Taliban

Minggu, 31/10/2021 13:50 WIB
Pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada (AFP)

Pemimpin tertinggi Taliban Hibatullah Akhundzada (AFP)

Afghanistan, law-justice.co - Sosok salah satu pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, kembali jadi sorotan. Akhundzada akhirnya tampil perdana di depan publik Afghanistan pasca Taliban menggulingkan kepemimpinan mantan Presiden Ashraf Ghani pada Agustus 2021 lalu.


Lantas bagaimana sosoknya? berikut ulasannya yang telah dirangkum dari BBC dan The Sun.

 

Profil Hibatullah Akhundzada


Kapan kelahiran seorang Hibatullah Akhundzada sebenarnya masih jadi tanda tanya. Ada dua tahun yang disebut sebagai waktu kelahirannya, yakni tahun 1959 atau 1961. Dia lahir di distrik Panjwayi, Provinsi Kandahar, Afghanistan.

Pada 1980-an, Hibatullah Akhundzada ikut dalam sebuah kampanye perlawanan terhadap Uni Soviet.

Sejak awal Taliban dibentuk pada 1994, Hibatullah Akhundzada sudah bergabung. Namun sang pemimpin misterius itu jarang tampil, hingga spekulasi bermunculan soal apakah benar dirinya ada dan sempat disebut seperti "hantu".

Hibatullah Akhundzada sangat menghindari penampilan di depan publik lantaran alasan keselamatan. Namun dia sesekali mengeluarkan keterangan tertulis mewakili Taliban.

Dalam kepemimpinan Taliban, dia mendapat gelar Mawlawi, yang mengisyaratkan dirinya sebagai seorang pemimpin agama, bukan panglima militer. Gelar mawlawi sendiri masuk dalam tingkatan yang lebih tinggi dari gelar mullah.

Hibatullah Akhundzada pernah menjabat sebagai deputi pemimpin Taliban dan Ketua semacam dewan syariat Taliban. Di tahun 1990-an, Akhundzada bekerja sebagai kepala Pengadilan Syariah.

Ketika Taliban digulingkan oleh pasukan AS pada 2001, Hibatullah Akhundzada masuk dalam lingkaran orang kepercayaan Mullah Omar.

Pada 2012, dia berhasil selamat dari upaya pembunuhan, yang disebut Taliban sebagai perbuatan pemerintah.

Setelah Mullah Mansour tewas dalam serangan drone Amerika Serikat di Pakistan, Hibatullah Akhundzada ditetapkan sebagai panglima tertinggi Taliban pada Mei 2016.

Reputasinya sebagai panglima Taliban kian kuat setelah dirinya membiarkan putranya sendiri yang masih berusia 23 tahun menjadi sukarelawan untuk bom bunuh diri di sebuah pangkalan militer Afghanistan.

Jaringan Hibatullah Akhundzada cukup kuat, terbukti ia menjalin hubungan dengan Quetta Shura, yaitu para pemimpin Taliban Afghanistan di kota Quetta, Pakistan.

Sebagai panglima tertinggi, Hibatullah Akhundzada bertanggung jawab atas urusan politik, militer dan agama di dalam tubuh Taliban.

Untuk pertama kalinya, Hibatullah Akhundzada muncul di depan publik Afghanistan. Dia berbicara di depan para pendukung di kota Kandahar, Afghanistan selatan.
Seperti dilansir AFP, Minggu (31/10/2021) banyak spekulasi soal perannya di pemerintahan baru Taliban lantaran dirinya tak pernah muncul sebelumnya. Bahkan ada rumor dirinya telah meninggal dunia.

"Pada hari Sabtu (30/10), ia mengunjungi madrasah Darul Uloom Hakimah untuk berbicara dengan tentara dan muridnya yang pemberani," menurut pejabat Taliban.

Saat kunjungan itu, penjagaan sangat ketat dan tak diperbolehkan mengambil foto atau video. Taliban hanya membagikan rekaman suara Akhundzada selama sepuluh menit yang diunggah di akun media sosial Taliban.

Dalam pidatonya, Hibatullah Akhundzada tidak membahas soal politik. Dia hanya mendoakan agar pemerintahan Taliban mendapatkan ridho Allah.

Dia juga berdoa untuk para martir Taliban, pejuang yang terluka dan keberhasilan pejabat Imarah Islam dalam `ujian besar` ini.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar