Terungkap Fakta Terlibat Peristiwa G30S PKI, Inggris Pilih Bungkam

Sabtu, 30/10/2021 15:20 WIB
Monumen untuk memperingati peristiwa G30SPKI. (Istimewa)

Monumen untuk memperingati peristiwa G30SPKI. (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co -  

Baru-baru ini terungkap sebuah dokumen yang mengungkapkan keterlibatan Inggris dalam menyerukan pembunuhan massal 1965. Sasaran utamanya adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Kementerian Luar Negeri enggan berkomentar mengenai temuan fakta baru yang mengungkapkan dugaan keterlibatan Inggris dalam tragedi pembunuhan massal 1965.
Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, mengungkapkan pihaknya tidak mengetahui perihal dokumen tersebut.

"Tidak ada info [soal dokumen tersebut]. Hal tersebut silakan dicek dengan Kedubes Inggris," kata Teuku saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com lewat pesan singkat pada Sabtu (30/10/2021).

Temuan fakta baru tragedi 1965 belum lama ini terungkap, terutama soal dugaan keterlibatan Inggris dalam peristiwa tersebut.

Temuan itu pertama kali diungkapkan ke publik dalam bentuk artikel yang dirilis oleh media Inggris The Observer dan media satu grupnya The Guardian pada 17 Oktober lalu.

Inggris melalui kedutaan besarnya di Jakarta juga enggan berkomentar terkait laporan ini.

"Kami tidak ada komentar untuk isu ini," kata seorang juru bicara Kedubes Inggris di Jakarta saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Yang terbaru, dokumen itu dilaporkan mengungkapkan keterlibatan Inggris dalam menyerukan pembunuhan massal 1965. Sasaran utamanya adalah anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam laporan itu disebutkan seorang pejabat dari kantor luar negeri Inggris Ed Wynne ditugaskan untuk membuat propaganda di Indonesia. Dia juga seorang mata-mata ahli propaganda bagian dari Departemen Riset Informasi (IRD).

Wynne ditugaskan memimpin tim kecil dan membuat pamflet. Pamflet tersebut dibuat seakan-akan ditulis oleh seorang patriot Indonesia. Isinya seruan untuk melenyapkan PKI. Namun, sebenarnya, pihak propaganda Inggris lah yang membuat.

Dalam pamflet berjudul `Kenjataan2 pada kudeta 30 September` itu, intelijen Inggris tidak hanya menyasar warga Indonesia secara umum, melainkan juga jenderal Angkatan Darat.

Dalam pamflet itu, intelijen Inggris tidak hanya menyasar warga Indonesia secara umum, melainkan juga jenderal Angkatan Darat.

Sebagaimana diketahui, AD memang disebut-sebut terlibat dalam pembunuhan massal 1965. Pembunuhan yang oleh CIA disebut sebagai pembantaian paling brutal dan terbesar di abad ke-20.

Motif keterlibatan Inggris dalam propaganda G30S serupa dengan AS dan Australia yakni ketakutan akan Indonesia yang komunis. Hal tersebut dilansir dari The Guardian, sebab saat pada 1965 PKI memiliki tiga juta anggota dan dekat dengan China.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar