Ancaman Perubahan Iklim Bikin Startup Tertekan, ini Faktanya

Selasa, 26/10/2021 22:25 WIB
Ilsutrasi startup (Net)

Ilsutrasi startup (Net)

Jakarta, law-justice.co - Para perusahaan rintisan (start-up) teknologi yang bekerja untuk memerangi perubahan iklim telah meraih rekor pendapatan US$ 32 miliar atau sekitar Rp 451,8 triliun (asumsi Rp 14.100/US$) sepanjang tahun 2021. Perubahan iklim merupakan isu yang sedang panas karena diyakini lebih ngeri dari pandemi Covid-19.


Laporan firma analisis modal ventura Dealroom dan agen promosi London & Partners, Selasa (26/10/2021), mengatakan jumlah uang modal ventura yang mengalir ke teknologi iklim tahun ini telah melampaui seluruh tahun 2020.

"Industri teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam membantu mendorong inovasi dalam memerangi perubahan iklim," kata Laura Citron, CEO di London & Partners, dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC, Selasa (26/10/2021)


"Temuan hari ini menunjukkan kreativitas perusahaan teknologi iklim di London dalam menangani krisis iklim. Rumah bagi klaster perusahaan teknologi iklim terbesar di Eropa dan ekosistem yang berkembang pesat dari dana VC khusus dan akselerator bersama para peneliti dan talenta kelas dunia, sektor teknologi London bersatu untuk mengatasi krisis iklim global," tambahnya.

Sementara itu, investasi di bidang teknologi iklim meningkat lebih dari empat kali lipat sejak 2016, saat investor mendukung perusahaan rintisan di sektor ini dengan hanya US$ 6,6 miliar (Rp 93,2 triliun).

Ini terjadi ketika beberapa investor top dunia memuji potensi start-up yang berfokus pada iklim. Pada Senin (25/10/2021), CEO Blackrock Larry Fink mengatakan mengharapkan US$ 1.000 miliar start-up berikutnya berada di teknologi iklim. Sementara pekan lalu Bill Gates mengatakan dia mengharapkan ada delapan atau 10 Tesla yang dibuat di luar angkasa.

Antara 2016 dan 2021, perusahaan rintisan teknologi iklim di AS mengumpulkan dana paling banyak, dengan perusahaan serupa di China, Swedia, dan Inggris berada di urutan berikutnya.

Menurut laporan yang menganalisis perusahaan teknologi yang bekerja untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau mengatasi dampak perubahan iklim, Eropa adalah wilayah dengan pertumbuhan tercepat secara global untuk teknologi iklim.

Lebih lanjut, laporan mengatakan Investasi VC Eropa ke dalam perusahaan rintisan teknologi iklim adalah tujuh kali lebih tinggi tahun ini daripada tahun 2016, naik dari US$ 1,1 miliar menjadi US$ 8 miliar.

Dengan pengecualian Bay Area di California, London adalah rumah bagi konsentrasi terbesar perusahaan rintisan teknologi iklim. Menurut laporan itu, perusahaan rintisan teknologi iklim di London secara kolektif bernilai US$ 28 miliar.

Dikatakan 416 startup teknologi iklim telah dibuat sejak Perjanjian Iklim Paris, yakni pakta global yang dibuat pada COP21 pada tahun 2015 yang 200 negara berjanji untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.

Saingan pencarian Google, Ecosia, yang menggunakan pendapatan iklannya untuk menanam pohon, mengumumkan peluncuran dana modal ventura teknologi iklim 350 juta euro baru untuk mendukung startup di seluruh Eropa.

Tekanan telah meningkat pada para pemimpin dunia dan CEO untuk secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca bersamaan dengan para ilmuwan yang terus memperingatkan Bumi dengan cepat maju menuju bencana iklim.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar