Soal Pernyataan Menag Yaqut, Fadli Zon: Dicopot Saja

Selasa, 26/10/2021 13:56 WIB
Fadli Zon (kanan) dan Menag Yaqut (kiri). (gelora).

Fadli Zon (kanan) dan Menag Yaqut (kiri). (gelora).

Jakarta, law-justice.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta agar segera mencopot Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas lantaran pernyataannya soal Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah dari negara untuk Nahdlatul Ulama atau NU.

Menag Yaqut sempat memberikan klarifikasi terkait pernyataan tersebut pada Senin (25/10/2021) kemarin. Menurutnya, hal itu ia sampaikan di forum internal.

"Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," kata Yaqut usai membuka acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Fadli Zon meminta Jokowi agar segera mencopot Menag Yaqut.

"Menteri kayak gini dicopot segera saja. Legacy apa yg mau ditinggalkan di Kementrian agama?" kata Fadli dalam cuitannya di Twitter, Selasa (26/10/2021).

Sebelumnya, Menag Yaqut menyatakan Kemenag merupakan hadiah khusus dari negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum.

Hal tersebut dikatakan Yaqut ketika memberikan sambutan di webinar bertajuk Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).

Yaqut mengatakan, salah satu stafnya berpendapat bahwa Kemenag merupakan hadiah dari negara untuk Umat Islam di Indonesia.

"Karena waktu itu kan perdebatannya bergeser ke kementerian ini adalah kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama. Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus kementerian Agama Islam, karena kementerian agama adalah hadiah negara untuk umat Islam," ucap Yaqut.

"Saya bilang bukan. Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU (Nahdlatul Ulama). bukan untuk umat Islam secara umum, spesifik NU. Jadi wajar kalo sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag untuk NU," sambungnya.

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar