Yaqut: Kemenag Hadiah Negara untuk NU, Bukan untuk Seluruh Umat Islam

Minggu, 24/10/2021 05:55 WIB
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (Sindo).

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (Sindo).

Jakarta, law-justice.co - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa kehadiran Kementerian Agama (Kemenag) bukanlah hadiah dari negara untuk umat Islam secara keseluruhan.

Akan tetapi, kata dia, Kemenag adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU) secara khusus.

Pernyataan itu disampaikan Menag Yaqut pada Webinar Internasional Rabithah Ma’ahid al Islamiyah (RMI) PBNU dalam rangka memperingati Hari Santri 2021.

“Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU secara khusus, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” ujar Yaqut sebagaimana tayangan di Youtube berjudul “Santri Membangun Negeri | WEBINAR INTERNASIONAL PERINGATAN HARI SANTRI 2021 RMI-PBNU”.

Sebelum menyampaikan itu, masih dalam webiner tersebut Menag Yaqut mulanya bercerita soal keinginannya mengganti tagline “Ikhlas Beramal” pada logo Kemenag.

“Saya cerita ini sebelum saya tutup. Ada perdebatan kecil di kementerian itu ya ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama. Saya berkeinginan merubah tagline-lah, minimal tagline atau logo Kementerian Agama. Tagline Kementerian Agama itu kan ‘Ikhlas Beramal’. Saya bilang ‘nggak ada ikhlas kok ditulis itu’. Namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis ya ini menunjukkan gak ikhlas,” sebut Menag Yaqut Menag dalam memperingati Hari Santri 2021, Rabu (20/10/2021) itu.

“Ikhlas itu mungkin kalau ada bantuan terus minta potongan itu nggak ikhlas, kelihatannya membantu tapi minta potongan itu nggak ikhlas. Nah ‘Ikhlas Beramal’ itu enggak bagus, enggak pas saya bilang,” tambahnya.

“Lalu,” tambah Menag, terjadi perdebatan yang berkembang menjadi sejarah asal usul Kemenag. Waktu itu perdebatan bergeser bahwa kementerian ini harus menjadi kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama. Lantas ada orang yang tidak setuju dengan mengatakan bahwa kementerian ini harus kementerian agama Islam karena kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam.

“Saya bantah, “bukan!” Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU secara khusus, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama,” sebut Menag Yaqut.

Kenapa Kementerian Agama disebut hadiah negara untuk NU? Karena, menurut Menag Yaqut, Kemenag muncul atas dasar pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Dan menurut Yaqut yang mengusulkan itu menjadi juru damai ialah orang PBNU sehingga kemudian lahir Kementerian Agama.

“Nah wajar sekarang kalau kita minta Dirjen Pesantren kemudian kita banyak mengafirmasi pesantren. Dan santri juga jam’iyah… saya kira wajar-wajar saja, wajar-wajar saja, tidak ada yang salah,” sebut Menag Yaqut, menyinggung usulannya agar dibentuk Direktorat Kepesantrenan di Kemenag.

Kemudian sejumlah orang dalam perdebatan itu, masih tutur Menag Yaqut, menyampaikan protes kenapa Kemenag juga mengafirmasi agama lainnya. Menurut Menag Yaqut, hal itu dilakukan sebab NU mempunyai jamaah yang besar. Menurutnya, pihak yang besar itu selalu cenderung melindungi yang lemah, yang kecil. “Itu sifat NU, NU itu dimana-mana itu pengen melindungi yang kecil. Jadi kalau sekarang Kementerian Agama menjadi kementerian semua agama itu bukan menghilangkan ke-NU-annya tapi justru menegaskan ke-NU-annya,” sebutnya.

NU pun kata Menag terkenal paling toleran, paling moderat. Sehingga menurut Menag Yaqut hal itu bisa menjadi latar belakang landasan cara berpikir pihaknya di Kemenag, “yang insya Allah sudah hampir seragam, sudah hampir seragam, meskipun masih ada satu yang biasa itu karena kita mengelola organisasi yang besar,” katanya.

Lalu Menag Yaqut berkata, “Mari kita manfaatkan untuk kebaikan jam’iyah, kita manfaatkan untuk kebaikan jamaah dan dengan itu kita mampu mempersiapkan masa depan anak-anak kita, santri-santri kita untuk memenangkan pertarungan di masa depan yang saya kira kita tidak tahu arahnya seperti apa,” sebutnya.

Di awal-awal penyampaiannya pada webinar tersebut, Menag Yaqut sempat mengatakan, “Insya Allah ke depan di banyak momentum di Kementerian Agama kita akan hadirkan kiai-kiai muda kita, kiai-kiai NU untuk lebih mewarnai Kementerian Agama yang selama ini jarang. Kita akan gilir satu per satu, kemarin tiba gilirannya Gus Ghafur, nanti ada Gus Rozin, saya lihat ini ada Gus Baihaqi juga ada semua ini Gus-gus semua nanti kita akan gilir satu-satu di Kementerian Agama untuk memberikan mauidzah kepada kawan-kawan kita yang ada di Kementerian.”

Menag dalam tayangan “Siaran Khusus” itu juga sempat menyatakan bahwa “Kalau bicara santri, bicara pesantren itu pasti NU”.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar