Terungkap, ini Alasan Stasiun Walini Kereta Cepat JKT-BDG Ditunda

Jum'at, 22/10/2021 19:25 WIB
Prototype Kereta Cepat Jakarta Bandung (ANTARA FOTO)

Prototype Kereta Cepat Jakarta Bandung (ANTARA FOTO)

Jakarta, law-justice.co - Proyek pembangunan stasiun Kereta Cepat Walini dipastikan tertunda karena adanya potensi pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung.


Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengemukakan Stasiun Walini memang belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan.

Keputusan tersebut mempertimbangkan aspek komersial. Selain itu, KCIC juga saat ini sedang melakukan upaya efisiensi dengan mengurangi potensi cost overrun.

"Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," kata Dwiyana dikutip keterangan resmi, Jumat (22/10/2021).

Dwiyana menekankan meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan. KCIC akan melakukan pembangunan Stasiun Walini di fase selanjutnya.

Dalam fase awal ada 4 Stasiun yang digunakan untuk melayani penumpang Kereta Api Cepat Jakarta Bandung yaitu Stasiun Tegalluar, Padalarang, Karawang dan Halim.

Dwiyana menjelaskan, pelayanan KCJB akan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi para pengguna jasa.

Salah satu bentuk integrasi yang dihadirkan adalah dijadikannya Stasiun Padalarang sebagai stasiun hub yang bersisian dengan jalur eksisting KAI di Padalarang.

Keberadaan stasiun ini dinilai dapat meningkatkan konektivitas penumpang dari pusat Kota Bandung dan Cimahi yang akan menggunakan layanan KA Cepat.

"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI " katanya.

Penambahan Stasiun Hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Salah satunya adalah demografi, komersial dan infrastruktur di area Padalarang yang memadai, dan untuk menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian Barat.

"Stasiun KCJB akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan Kereta Cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konektivitas menuju stasiun Cimahi dan Bandung," jelasnya.

KA Feeder menggunakan rangkaian KRD yang didesign seperti KA Bandara, dan nantinya akan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi. Pemberangkatan KA Feeder ini adalah setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.

Adapun durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.

Sementara pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian Timur, akan terhubung dengan Bus Rapid Transit dan juga taxi. Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju GBLA.

Hingga saat ini PT KCIC masih terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif.

Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran 3 terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade #18, #19, dan #20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta.

Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.

"Selaras dengan upaya percepatan pembangunan KCJB, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait," tutupnya

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar