Faizal Assegaf: Fanatisme ke Gus Dur adalah Bentuk Perbudakan!

Jum'at, 22/10/2021 17:35 WIB
Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur. (Muslim Obsession)

Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur. (Muslim Obsession)

Jakarta, law-justice.co - Aktivis, Faizal Assegaf mengatakan, fanatisme kader Nahdlatul Ulama atau NU terhadap almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan bentuk perbudakan.

Faizal pun meminta kepada pentolan-pentolan NU dan para loyalisnya agar tak fanatik terhadap Gus Dur.

Menurutnya, Islam hadir sebagai ajaran yang melepaskan umat dari perbudakan. Sementara sikap fanatisme itu merupakan bentuk nyata perbudakan.

Faizal juga menyinggung sikap fanatisme kader NU terhadap sosok pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia itu yakni KH Hasyim Asy’ari.

“Saya ingatkan kalian dedengkot NU & loyalisnya, Islam hadir sebagai ajaran yang melepaskan segala bentuk perbudakan. Fanatisme & asabiah pd Hasyim Asy’ari & Gusdur, adalah bentuk nyata perbudakan akal yang menyesatkan!,” kata Faizal dalam cuitannya di Twitter, Jumat (22/10/2021).

Menurut Faizal, umat Islam di Indonesia tidak butuh dengan keberadaan NU maupun embel-embel Gus Dur dan Hasyim Asy’ari.

“Islam tidak butuh NU, Gusdur & embel-embel Hasyim Asy’ari. Kualat kalian!,” ucapnya.

Umat Islam di Indonesia, kata dia, sudah sangat cerdas. Maka dari itu, ia meminta agar NU tak usah merasa benar sendiri.

“Umat Islam sangat cerdas, urusan ponsel aja mereka bisa bedakn yang orisinil & KW. Jangan ngotot & merasa paling benar,” ungkapnya.

Faizal menambahkan, ajaran Gus Dur dan Hasyim Asy’ari yang menjadi rujukan NU tidaklah mutlak bagi umat Islam di Tanah Air.

“Hasyim Asy’ari & Gusdur bukan rujukan mutlak. Umat yang waras di republik ini punya banyak akses pada sumber-sumber ilmu Islam yang otentik & jauh dari umbul-umbul ormas yang manipulatif,” pungkasnya.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar