Megawati Ingin Sejarah 1965 Diluruskan, Ridwan Saidi Bereaksi!

Jum'at, 22/10/2021 14:10 WIB
Ridwan Saidi (Liputan6.com)

Ridwan Saidi (Liputan6.com)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri meminta enteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim untuk meluruskan sejarah pemberontakan PKI pada 1965.

"Hanya permintaan saya itu, bahwa tidakkah bisa diluruskan kembali?" kata Megawati di YouTube Museum Kepresidenan Balai Kirti yang dikutip, Jumat (22/10/2021).

Menurut Megawati, rentetan sejarah 1965 ada yang dipotong dan disambung semaunya.

"Tahun `65 begitu, menurut saya seperti sejarah itu dipotong, disambung, dan ini dihapus. Itu menurut saya," ujar Megawati.

Hal tersebut pun mendapat reaksi dari Sejarawan dan Budayawan Betawi, Ridwan Saidi. Dia mempertanyakan maksud dari Megawati yang meminta pelurusan sejarah 1965.

Ridwan Saidi lantas meminta Megawati memperjelas, sejarah mana dari kurun waktu 1965-1967 yang ingin diluruskannya.

Hal itu disampaikan Ridwan Saidi dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 26 September 2021.

"Saya juga tidak mengerti. Kalau bicara `65-67` itu, yang mana yang mau diluruskan?" kata Ridwan dikutip pada Jumat (22/10/2021).

Ridwan malah menyinggung insiden menjelang kejatuhan Soekarno. Bung Karno di mata Ridwan Saidi, sudah mengetahui akan kehilangan kepemimpinan sebagai presiden.

Bahkan "sinyal" itu diketahui Bung Karno sebelum munculnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) tahun 1966.

Soekarno bisa saja tidak dikudeta bila mendengarkan permintaan MPRS dan masyarakat untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Soekarno diminta bubarkan PKI oleh MPRS, oleh publik, dia nggak mau. Kalo Bung Karno mau bubarkan PKI, nggak ada kudeta," katanya.

Ketidakinginan Soekarno membubarkan PKI dikarenakan Proklamator RI itu adalah orang yang merehabilitasi partai yang dipimpin oleh Dipa Nusantara (D.N.) Aidit kala itu.

"Karena PKI yg merehabilitasi Bung Karno. PKI 1948 pemberontakan di Madiun kan dibekukan kegiatannya. Kemudian 1952 direhabilitasi sama Bung Karno," ucap Saidi.

Seperti diketahui, pernyataan Megawati terkait meminta meluruskan sejarah itu diunggah YouTube Museum Kepresidenan Balai Kirti pada Selasa, 24 November 2020 saat acara Pembukaan Pameran Daring Bung Karno.

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar