Deretan Tokoh Dunia yang Skandal Pajaknya Diungkap Pandora Papers

Senin, 11/10/2021 09:38 WIB
Ilustrasi Dolar Amerika Serikat. (Okezone)

Ilustrasi Dolar Amerika Serikat. (Okezone)

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, Pandora Papers membuat heboh. Pasalnya dalam laporan ini mengungkap dokumen finansial rahasia kesepakatan bisnis dan kepemilikan perusahaan di negara suaka pajak.

Laporan dokumen berisi 11,9 juta file dengan volume data mencapai hampir 3 terabita ini diterbitkan oleh konsorsium media International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ), Minggu (3/10/2021).

Seperti melansir cnbcindonesia.com, secara total ICIJ menemukan hubungan antara hampir 1000 perusahaan di negara surga pajak dengan 336 politisi tingkat tinggi dan pejabat publik.

Setidaknya ada 35 pemimpin dan mantan pemimpin yang ditampilkan. Mulai dari Presiden Rusia, Vladimir Putin hingga Raja Yordania dan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.

"Kami melihat triliunan dolar," kata Direktur ICIJ Gerard Ryle, dalam sebuah video beberapa waktu lalu.

"Mereka termasuk lebih dari 330 politisi dan 130 miliarder Forbes, serta selebritas, penipu, pengedar narkoba, anggota keluarga kerajaan, dan pemimpin kelompok agama di seluruh dunia," jelas ICIJ.

Investigasi ini melibatkan 600 jurnalis dari sejumlah media ternama, termasuk The Washington Posthingga BBC. Ini mengacu pada 11 juta lebih dokumen yang bocor dari 14 perusahaan jasa keuangan dunia.

"Pandora Papers" sendiri merupakan rangkaian bocoran dokumen rahasia terbaru dari ICIJ. Sebelumnya, mereka sudah mengungkap sejumlah kumpulan bocoran dokumen rahasia lainnya, termasuk "Panama Papers" pada 2016.

"Panama Papers" sebelumnya memicu pengunduran diri Perdana Menteri Islandia, Sigmundur David Gunnlaugsson. Laporan itu juga membuka jalan untuk pelengseran pemimpin Pakistan, Nawaz Sharif.

Ratusan nama yang tercantum dalam Pandora Papers kebanyakan merupakan orang terkemuka di dunia. Mulai dari nama Presiden Rusia Vladimir Putin hingga Raja Yordania Abdullah II.

Meski tak disebutkan langsung dalam file itu, Putin dihubungkan dengan aset rahasia di Monaco.

"Terutama rumah tepi laut yang diperoleh oleh seorang wanita Rusia yang diyakini memiliki anak dengan pemimpin Rusia itu," tulis laporan tersebut.

Ada pula Ada Raja Yordania Abdullah II yang memiliki perusahaan di surga pajak untuk mengumpulkan properti senilai US$ 100 juta dari Malibu, California hingga Washington Amerika Serikat (AS) lalu London Inggris.

Namun pihak Yordania menolak klaim tersebut. Pengacara kerajaan mengatakan kepada BBC bahwa Abdullah membeli properti-properti itu dengan kekayaan pribadi.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev juga disebut kemungkinan terlibat transaksi properti senilai ratusan juta di Inggris. Ia sendiri telah lama dituduh korupsi di negerinya.

Lalu dilaporkan pula bagaimana Perdana Menteri Ceko Andrej Babis membeli sebuah puri di selatan Prancis senilai US$ 22 juta. Namun ia menegaskan tak pernah melakukan hal illegal atau salah.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga masuk dalam laporan. Di mana ia dikatakan diam-diam memiliki perusahaan dan perwalian dengan jumlah jutaan dolar.

Mantan PM Inggris, Tony Blair juga masuh dalam "Pandora Papers". Ia menghindari membayar bea materai dari properti jutaan pound di London, ketika ia dan istri membeli perusahaan lepas pantai miliknya.

Selain para politisi sejumlah pesohor bumi juga muncul dalam Pandora Papers. Selain Shakira, ada supermodel Jerman Claudia Schiffer, hingga legenda cricket India, Sachin Tendulkar.

Pandora Papers juga memuat nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam laporan itu, Luhut dikaitkan dengan perusahaan asal Republik Panama, yaitu Petrocapital S.A.

Juru Bicara Menkomarves, Jodi Mahardi, memberikan penjelasan perihal laporan itu. Jodi menjelaskan, Petrocapital S.A. merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum di Panama.

Perusahaan itu didirikan pada tahun 2006 oleh Edgardo E.Dia dan Fernando A.Gil. Petrocapital memiliki modal disetor senilai US$ 5.000.000. Salah satu bidang usaha adalah minyak dan gas bumi.

"Bapak Luhut B. Pandjaitan menjadi Direktur Utama/Ketua Perusahaan pada Petrocapital S.A pada tahun 2007 hingga pada tahun 2010," ujar Jodi dalam pesan yang diterima CNBC Indonesia.

Menurut dia, perusahaan itu rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun, dalam perjalanannya, terdapat berbagai macam kendala terkait dengan lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi.

"Sehingga Bapak Luhut B. Pandjaitan memutuskan untuk mengundurkan diri dari Petrocapital dan fokus pada bisnis beliau yang ada di Indonesia," kata Jodi.

Lebih lanjut, dia mengatakan, selama Luhut menjabat di Petrocapital sampai dengan mengundurkan diri pada tahun 2010, perusahaan belum berhasil untuk mendapatkan proyek investasi yang layak.

"Selain itu juga tidak ada kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas negara, dan tidak pernah ada perubahan nama dari Petrocapital menjadi Pertamina Petrocapital SA," ujar Jodi.

Diketahui Luhut bukan satu-satunya orang Indonesia yang tercatat dalam dokumen tersebut. Ada beberapa nama pejabat RI yang dikabarkan masuk. Namun CNBC Indonesia masih mencoba memverifikasinya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar