Sering Marah-Marah, Menteri Risma Dinilai Layak Direshuffle

Minggu, 03/10/2021 10:18 WIB
Menteri Sosial RI Tri Rismaharini. (Foto: indeksnews).

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini. (Foto: indeksnews).

law-justice.co - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali marah-marah. Kali ini Risma melampiaskan kemarahannya dengan menunjuk-nunjuk seorang pendamping PKH di Gorontalo, Kamis (30/9/21).

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan kebiasaan Risma itu tidak mencerminkan seorang pemimpin yang baik. Sebagai menteri, dia seharusnya mampu mengendalikan emosinya, terutama di depan umum.

"Kebiasaan marah-marah itu sudah terlihat sejak Risma menjadi Walikota Surabaya. Hanya saja kebiasaan marah-marahnya itu tidak banyak di ekspos di media massa dan media sosial. Akibatnya, masyarakat menilai Risma sosok pemimpin yang baik, bijaksana, dan menghargai bawahannya," kata Jamil dalam keterangannya kepada Law-Justice, Ahad (3/10/2021).

Situasi saat ini sudah berbeda. Sejak menjadi menteri, setiap Risma melampiaskan amarahnya langsung di ekspos media massa dan media sosial. Akibatnya, masyarakat tahu watak sesungguhnya Risma.

"Pemimpin yang tak dapat mengendalikan amarahnya tentu tak layak menjadi pemimpin. Apalagi kalau ia sambil marah-marah mengambil keputusan, tentu akan berbahaya bagi lembaganya," kata Jamil.

Di samping itu, Jamil melanjutkan, perbuatan marah-marah Risma kerap membuat gaduh. Akibatnya, masyarakat lebih tahu perilaku marahnya daripada kinerjanya.

Karena hal itu sudah sering berulang, Risma dinilai menjadi beban bagi Presiden Joko Widodo. Karena itu, Jamil menyarankan Jokowi agar mengevaluasi Risma sebagai Menteri Sosial.

"Harapannya, saat ada reshuffle kabinet, selayaknya Risma termasuk di dalamnya. Hal itu semata agar perilaku Risma tidak terus menerus menjadi beban presiden," ujarnya.

Menurut Jamil, masih banyak anak negeri yang memiliki kemampuan jauh lebih baik daripada Risma untuk mengurus masalah sosial.

"Jokowi tinggal memilih putra terbaik bangsa untuk menjadi menteri sosial. Masalahnya, apakah Jokowi berani meresuffle Risma yang sama-sama kader PDIP?," katanya.

Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma sebelumnya terekam dalam video sedang marah-marah saat rapat membahas distribusi bantuan sosial atau bansos bersama sejumlah pejabat di Gorontalo.

Rekaman video Risma sat sedang marah-marah tersebut kemudian viral setelah diunggah ke media sosial. Adapun rapat itu diketahui berlangsung pada Kamis (30/9/2021).

Berdasarkan informasi, kemarahan mantan Walikota Surabaya itu dipicu karena perbedaan laporan mengenai data Program Keluarga Harapan (PKH) Gorontalo dengan yang disampaikan pejabat Kemensos.

Kemarahan Risma semakin memuncak karena ada data penerima PKH yang dicoret sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) karena saldo rekeningnya 0 rupiah.

Pejabat Kemensos yang hadir dalam rapat itu mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mencoret data KPM PKH.

Risma yang berada di ruangan sama tanpa tedeng aling-aling langsung memarahi petugas PKH Gorontalo yang turut dalam rapat tersebut.

"Jadi bukan kita coret, ya. Tak tembak kamu ya, tak tembak kamu," ujar politikus PDIP ini.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku tersinggung dengan sikap Menteri Sosial Tri Rismaharini yang marah-marah kepada warganya.

Dia beralasan karena selain sebagai seorang ibu, Risma adalah seorang pejabat publik yang mengemban amanah sebagai Menteri Sosial.

Menurut Rusli, sikap Risma yang kerap marah-marah telah memberikan contoh buruk, bagaimana seorang pejabat negara bersikap.

"Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal Menteri Nani Soedarsono, para Dirjen, tapi tidak ada yang sikapnya begitu. Saya tersinggung, saya enggak terima." kata Rusli usai menghadiri acara Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintah bertempat di Hotel Maqna, Jumat (1/10).

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar