Wuih! Yield SBN Terus Menguat Meski Yield US Treasury Anjlok

Rabu, 29/09/2021 19:25 WIB
Ilustrasi Yield Obligasi (Bisnis)

Ilustrasi Yield Obligasi (Bisnis)

Jakarta, law-justice.co - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Rabu (29/9/2021), meskipun imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) berhasil menurun pada pagi hari ini.


Mayoritas investor kembali melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan menguatnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 1, 25, dan 30 tahun yang masih ramai diburu oleh investor dan mengalami pelemahan yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun turun 3,1 basis poin (bp) ke level 3,344%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 25 tahun juga turun 0,6 bp ke level 7,184%, dan SBN dengan jangka waktu 30 tahun melemah 0,1 bp ke level 6,85%.

Sementara itu, yield SBN dengan tenor 5 tahun cenderung stagnan di level 4,937% pada perdagangan hari ini. Adapun untuk yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali menguat 2 bp ke level 6,333% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Investor masih melepas kepemilikannya di SBN pada hari ini, meskipun yield obligasi pemerintah AS (Treasury) mulai menurun pada perdagangan pagi hari waktu AS.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuanbertenor 10 tahun terpantau melemah 3,5 bp ke level 1,501% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Selasa (28/9/2021) kemarin di level 1,536%.

Yield Treasury bertenor 10 tahun sempat melonjak ke level 1,56% pada Selasa kemarin, di mana level ini merupakan level tertinggi sejak pertengahan Juni lalu.

Hal ini karena investor bertaruh bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera memulai mengurangi beberapa stimulus karena inflasi yang terus mengalami kenaikan.

Kekhawatiran investor akan kenaikan yield Treasury dan pengurangan stimulus membuat pasar saham global sempat terjatuh, bahkan hal ini merembet ke pasar saham Asia.

Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidato dihadapan mengatakan Komite Perbankan Senat AS Selasa kemarin bahwa inflasi harga bisa bertahan lebih lama dari yang diprediksi pasar sebelumnya.

Powell akan melanjutkan pidatonya pada diskusi panel kebijakan di European Central Bank Forum pada pukul 11:45 WIB atau pukul 22:45 malam nanti waktu Indonesia.

Di lain sisi, naiknya harga energi yakni harga gas alam di Eropa juga kemungkinan menambah kekhawatiran investor atas tekanan inflasi.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar