Hari Tani Ditengah Ironi, 26 Bahan Pangan ini Masih Impor
Jokowi dan Pentani (Beritasatu)
Jakarta, law-justice.co - Di Indonesia, setiap tanggal 24 September diperingati sebagai Hari Tani Nasional. Hari Tani diadakan sebagai bentuk apresiasi kepada petani-petani di Indonesia.
Hari ini Jumat (24/9/2021) lalu sebagai bentuk perayaan hari tani, sebaiknya juga patut dijadikan sebagai bentuk refleksi kita semua, bahwa masih ada sebagian bahan-bahan pangan Indonesia yang harus diimpor.
Pun untuk diketahui, sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani atau bercocok tanam. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, pada Agustus 2020 secara tahunan (year on year), terjadi penambahan tenaga kerja di sektor pertanian, yakni bertambah sebanyak 2.774.080 orang.
Sayangnya sebagai negara agraris lahan pertanian Indonesia belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok masyarakatnya. Terbukti, Indonesia masih terbelenggu oleh importasi bahan pangan di sepanjang tahun ini.
BPS mencatat dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2021, Indonesia mengimpor lebih dari 15 juta ton bahan pokok senilai US$ 8,37 miliar atau setara dengan Rp 118,9 triliun (kurs Rp 14.200/US$).
Padahal sebagian bahan pangan yang diimpor Indonesia masih bisa dihasilkan di negeri sendiri, seperti kentang, kopi, teh, cengkeh, ubi kayu atau singkong, jagung, hingga beras.
Permintaan yang melampaui jumlah produksi pangan di dalam negeri memaksa pemerintah untuk menerima ekspor dari negara lain. Apa saja bahan pangan yang masih diimpor?
Berikut daftar lengkap 26 komoditas pangan yang diimpor Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2021
1. Beras
Nilai impor: US$ 124,8 juta
Volume impor: 277.514,7 ton
Asal: India, Thailand, Pakistan, Vietnam, Myanmar, dan negara lainnya.
2. Daging Ayam
Nilai impor: US$ 86.901
Volume impor: 23,2 ton
Asal: Prancis dan Singapura
3. Telur Unggas
Nilai impor: US$ 6,5 juta
Volume impor: 1.258,4 ton
Asal: India, Ukraina, Jerman, Denmark, Amerika Serikat, dan negara lainnya
4. Jenis Lembu
Nilai impor: US$ 384,2 juta
Volume impor: 105.266,6 ton
Asal: Australia
5. Daging Jenis Lembu
Nilai impor: US$ 474,6 juta
Volume impor: 130.923,7 ton
Asal: Australia, India, Brazil, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan negara lainnya
6. Cabe
Nilai impor: US$ 69,4 juta
Volume impor: 32.446 ton
Asal: India, China, Malaysia, Spanyol, Taiwan, dan negara lainnya
7. Susu
Nilai impor: US$ 577 juta
Volume impor: 200.015,5 ton
Asal: Selandia Baru, Amerika Serikat, Belgia, Australia, Perancis, dan negara lainnya
8. Gula
Nilai impor: US$ 1,8 miliar
Volume impor: 4,3 juta ton
Asal: India, Australia, Brazil, Thailand, Korea Selatan, dan negara lainnya
9. Bawang Putih
Nilai impor: US$ 337,1 juta
Volume impor: 309.287,3 ton
Asal: China, Amerika Serikat, Australia, India, Jerman, dan negara lainnya
10. Kedelai
Nilai impor: US$ 1,2 miliar
Volume impor: 1,9 juta ton
Asal: Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brazil, Malaysia, dan negara lainnya
11. Jagung
Nilai impor: US$ 167,9 juta
Volume impor: 592.101,7 ton
Asal: Argentina, Amerika Serikat, Brazil, Pakistan, Thailand, dan negara lainnya
12. Gandum dan Meslin
Nilai impor: US$ 2,2 miliar
Volume impor: 7,3 juta ton
Asal: Australia, Kanada, Ukraina, Argentina, Amerika Serikat, dan negara lainnya
13. Tepung Gandum atau Meslin
Nilai impor: US$ 6,7 juta
Volume impor: 17.328,6 ton
Asal: India, Vietnam, Korea Selatan, Singapura, Jepang, dan negara lainnya
14. Garam
Nilai impor: US$ 61,5 juta
Volume impor: 1,7 juta ton
Asal: Australia, India, Selandia Baru, Jerman, China, dan negara lainnya
15. Minyak Goreng Nabati
Nilai impor: US$ 62,6 juta
Volume impor: 38,748,6 ton
Asal: Malaysia, Thailand, Australia, Italia, Filipina, dan negara lainnya
16. Lada
Nilai impor: US$ 1,1 juta
Volume impor: 242,3 ton
Asal: Vietnam, Thailand, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, dan negara lainnya
17. Mentega
Nilai impor: US$ 67,9 juta
Volume impor: 11.635,2 ton
Asal: Selandia Baru, Belanda, Belgia, Prancis, India, dan negara lainnya
18. Kentang
Nilai impor: US$ 11,9 juta
Volume impor: 26.288,9 ton
Asal: India, Mesir, Inggris, Kanada, Australia, dan negara lainnya
19. Ikan Segar
Nilai impor: US$ 5,4 juta
Volume impor: 507,8 ton
Asal: Norwegia, Australia, Jepang, Inggris, Korea Selatan, dan negara lainnya
20. Kelapa
Nilai impor: US$ 3,2 juta
Volume impor: 1.892,2 ton
Asal: Filipina, Thailand, Indonesia, Malaysia, Australia, dan negara lainnya
21. Teh
Nilai impor: US$ 14,9 juta
Volume impor: 7.133,9 ton
Asal: Vietnam, Kenya, Jepang, Thailand, Taiwan, dan negara lainnya
22. Kopi
Nilai impor: US$ 23,7 juta
Volume impor: 11.200,3 ton
Asal: Vietnam, Brazil, Malaysia, Swiss, Amerika Serikat, dan negara lainnya
23. Cengkeh
Nilai impor: US$ 27,5 juta
Volume impor: 4.196,6 ton
Asal: Madagaskar, Malaysia, Singapura, Jepang, Inggris, dan negara lainnya
24. Kakao
Nilai impor: US$ 398,8 juta
Volume impor: 158.848,2 ton
Asal: Pantai Gading, Ekuador, Nigeria, Kamerun, Ghana, dan negara lainnya
25. Tembakau
Nilai impor: US$ 369 juta
Volume impor: 71.677,4 ton
Asal: China, Brazil, Amerika Serikat, Turki, Jerman, dan negara lainnya.
26. Ubi Kayu
Nilai impor: US$ 86
Volume impor: 5 kilogram
Asal: Taiwan dan Hong Kong.
Komentar