Abdul Ghani Baradar Menghilang, Taliban Bubar?

Jum'at, 24/09/2021 17:55 WIB
Mullah Baradar (Istimewa)

Mullah Baradar (Istimewa)

law-justice.co - Mullah Abdul Ghani Baradar Akhund, salah satu pendiri Taliban di Afganistan tiba-tiba menghilang dari pandangan publik belakangan ini. Adapun berbagai spekulasi yang muncul.

Melansir Aljazeraa, Jumat (24/9/2021), penulis dan reporter yang telah menghabiskan beberapa tahun meliput Taliban mengatakan, perpecahan itu terjadi di kubu politik-militer. Kelompok itu merasa berhutang budi selama 20 tahun berjuang.

Sebuah sumber politik yang telah memiliki hubungan selama puluhan tahun dengan petinggi Taliban setuju dengan penilaian tersebut. Dia mengatakan efek dari keretakan itu meluas dari aula kekuasaan ke jalan-jalan.

Para milisi Taliban telah melalui kota-kota besar dan dengan paksa mengambil barang-barang mantan pejabat dan keluarganya. "Saat ini, yang mereka pedulikan hanyalah mengambil mobil dan rumah orang," katanya.

Keluarga mantan pejabat mengatakan anggota Taliban telah mencoba untuk merebut barang-barang mereka, termasuk rumah yang disewa dan mobil pribadi.

Padahal Menteri Informasi dan Budaya, Zabihullah Mujahid, mengatakan dua hari setelah Taliban mengambil alih negara itu bahwa mereka tidak akan melakukan itu "Kami telah menginstruksikan semua orang untuk tidak memasuki rumah siapa pun, apakah mereka warga sipil atau militer," ujarnya.

Mujahid menegaskan ada perbedaan besar antara Taliban dan pemerintah sebelumnya. Namun, bagi mereka yang mengetahui situasi tersebut, kepemimpinan Taliban saat ini menghadapi banyak masalah yang sama dengan faksi-faksi seperti pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani.

Sumber terdekat menyatakan, seperti halnya pemerintah Afghanistan lainnya, perpecahan di antara Taliban jatuh di sepanjang garis. Namun, tidak seperti pemerintahan sebelumnya, Taliban tidak hanya menderita karena anggota yang terlalu ambisius atau pandangan politik yang berlawanan, perpecahannya jauh lebih mendasar.

Saat ini, Taliban, kata sumber tersebut, terdiri dari milisi yang masih menunggu rampasan perang versus politisi yang ingin meredakan ketakutan rakyat Afghanistan dan masyarakat internasional.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar