Waduh! PPATK Ungkap 5.000 Transaksi Bank Terkait Terorisme

Jum'at, 24/09/2021 17:15 WIB
Kepala PPATK Dian Ediana Rae (Merah Putih)

Kepala PPATK Dian Ediana Rae (Merah Putih)

Jakarta, law-justice.co - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae mengungkapkan, sebanyak 5.000 laporan transaksi keuangan dari perbankan yang mencurigakan berkaitan dengan tindak pidana pendanaan terorisme (TPPT) selama 5 tahun terakhir.

Dian mengatakan, dari laporan tersebut yang sudah dianalisis, terdapat 261 informasi yang sudah diteruskan kepada pemangku kepentingan terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelijen Negara (BIN), Kepolisan RI hingga Detasemen Khusus 88 (Densus).

"Itu bukan jumlah sedikit, tentu sangat-sangat mengkhawatirkan. PATK sudah mengeluarkan sekitar 261 informasi mengenai pendanaan terorisme atau bahkan radikalisme ke berbagai lembaga seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Densus 88, juga kepolisian secara umum," ujar Dian di acara webinar Dialog Kebangsaan bertajuk Penegakan Hukum di Sektor Jasa Keuangan, Jumat (24/9/2021).

Ia menuturkan, pada masa pandemi Covid-19, transaksi keuangan mencurigakan yang terkait dengan pendanaan terorisme justru semakin marak dengan mengampanyekan ideologi mereka.

Beberapa modus yang dilakukan terkait pendanaan terorisme ini melalui penghimpunan dana masyarakat melalui media sosial maupun berupa sumbangan sukarela oleh individu maupun korporasi.

"Perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini tidak menurun. Padahal, yang kita harapkan dalam situasi pandemi seperti sekarang ini aktivitas tersebut menurun, tetapi tidak seperti itu," ucapnya.

Menurut Dian, fenomena pendanaan terorisme perlu menjadi perhatian yang serius. Pasalnya, masih ada segelintir orang yang memanfaatkan celah di sistem keuangan untuk melakukan transaksi kejahatan seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme yang jelas-jelas menyalahi perundang-undangan yang berlaku.

"Kegiatan-kegiatan yang sebetulnya sangat bertentangan dengan ideologi kebangsaan kita ini merupakan poin yang harus kita waspadai betul. Apalagi gerakan radikalisme dan terorisme saat ini merupakan sesuatu yang bukan bersifat lokal, tetapi bersifat global," pungkasnya.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar