Soal Isu Reshuffle Rabu Pon Akhir September, PAN Disebut Masuk Kabinet
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Presiden Joko Widodo (Net)
Jakarta, law-justice.co - Wacana reshuffle kabinet muncul dan dikaitkan kebiasaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil keputusan penting pada Rabu Pon. PAN, yang baru bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma`ruf, diyakini bakal mendapat kursi menteri.
Direktur Lembaga Survei Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengatakan Rabu Pon memang kerap dijadikan patokan publik untuk melihat suasana batin Jokowi terkait reshuffle. Menurutnya, Rabu Pon sering dianggap hari yang bagus.
"Jadi wajar kalau selalu publik menduga-duga mengaitkan soal isu reshuffle yang belakangan itu semakin menguat dengan Rabu Pon yang akan datang," kata Adi kepada wartawan, Kamis (23/9/2021) malam.
Menurut Adi, ada beberapa indikasi yang dijadikan acuan di tengah menyeruaknya isu reshuffle kali ini. Salah satunya adalah masuknya PAN ke dalam koalisi Jokowi-Ma`ruf.
"Memang terkait dengan masuknya PAN ke koalisi, kemudian dibarengi dengan ada kan Perpres yang baru dikeluarkan presiden penambahan wamen termasuk juga soal teka-teki Panglima TNI yang baru. Biasanya tiga indikasi itu dijadikan acuan utama untuk melihat bahwa reshuffle sebenarnya tinggal menghitung hari. Karena variabel itu cukup kuat dan cukup rasional kan," ucapnya.
Adi memprediksi Jokowi tak akan merombak besar-besaran kabinetnya. Menurutnya, reshuffle terjadi hanya dilakukan secara terbatas demi memasukkan PAN ke kabinet.
Duga Nadiem Makarim Kena Reshuffle
Adi menduga Nadiem Makarim menjadi salah satu yang memungkinkan terkena reshuffle jika Jokowi melihat persoalan secara objektif. Sebab, kata dia, Nadiem lah yang paling banyak dikritik publik.
"Jadi Mas Menteri yang muda itu selalu dianggap bikin keputusan politik kontroversial, tidak terukur, makanya guru besar banyak yang kritik bahwa Nadiem memang kebijakan-kebijakan politiknya itu sering kali tidak terukur, banyak yang ngawang-ngawang. Makanya kemudian banyak desakan supaya diganti," katanya.
Dia menilai Nadiem punya masalah dalam hal kewibawaan politik. Padahal, katanya, Nadiem memimpin kementerian yang menaungi banyak perguruan tinggi dan guru besar, sementara Nadiem bukan guru besar.
"Artinya apa? Secara kewibawaan politik juga menjadi problem, mana mungkin sebuah kementerian diurus oleh seseorang yang memang wibawa kepemimpinannya ya kalah jauh dari konstituennya. Membawahi banyak kampus, profesor-profesor, guru besar dari kampus terbaik tentunya," ucapnya.
"Makannya selama ini kan Kementerian Pendidikan dianggap sebagai jatahnya Muhammadiyah. Ya memang dari Muhammadiyah biasanya guru besar semua. Untuk menjaga marwah dan kehormatan kelembagaan, maka menterinya pun juga harus minimal profesor, karena yang dihadapi profesor-profesor," imbuhnya.
Sebelumnya, isu reshuffle kabinet diembuskan relawan Jokowi Mania (JoMan), yang mengaku mendapat informasi kuat. JoMan mengklaim reshuffle kabinet digelar akhir September atau setidaknya awal Oktober.
Jokowi kerap mengambil keputusan penting, seperti reshuffle kabinet, pada Rabu Pon. Rabu, 29 September 2021, dalam kalender Jawa merupakan Rabu Pon.
Dalam catatan detikcom, dari kepemimpinan periode 2014-2019, setidaknya ada dua hari yang menjadi momentum Presiden Jokowi mengumumkan reshuffle, yakni Rabu Pahing dan Rabu Pon. Dari lima kali reshuffle, empat reshuffle dilakukan pada periode 2014-2019, sisanya periode sekarang.
Reshuffle pertama diumumkan Jokowi pada 12 Agustus 2015, Rabu Pon. Reshuffle kedua juga dilakukan pada Rabu Pon, tepatnya 27 Juli 2016.
Dua tahun kemudian, reshuffle kabinet diumumkan pada 17 Januari 2018, Rabu Pahing. Beberapa bulan kemudian, 15 Agustus 2018, Jokowi kembali melakukan reshuffle kabinet, lagi-lagi pada Rabu Pahing.
Reshuffle kabinet pertama pada periode kedua kepemimpinan Jokowi diumumkan pada 22 Desember 2020, yang jatuh pada Selasa Pahing. Saat itu Jokowi memperkenalkan enam menteri barunya. Namun pelantikan keenam menteri itu digelar pada Rabu Pon, 23 Desember 2020.
Pada April 2021, Jokowi kembali mengambil keputusan penting dalam kabinetnya pada hari Rabu, tepatnya Rabu, 28 April 2021. Nadiem Makarim dan Bahlil Lahadalia resmi mengemban jabatan baru di Kabinet Indonesia Maju. Mereka berdua dilantik Jokowi sebagai Mendikbud-Ristek dan Menteri Investasi dalam `reshuffle kabinet mini` tersebut.
Jubir Presiden, Fadjroel Rachman, enggan menduga-duga soal reshuffle. Dia menegaskan reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.
"Hanya Presiden yang berhak menyampaikan rencana reshuffle," ucap Fadjroel, Kamis (23/9).
Komentar