Miris! Para Peternak Tetap Rugi usai Dipanggil ke Istana Negara

Senin, 20/09/2021 20:30 WIB
Asosisiasi Peternak Telur dipanggil ke Istana Negara oleh Presiden RI Joko Widodo (Net)

Asosisiasi Peternak Telur dipanggil ke Istana Negara oleh Presiden RI Joko Widodo (Net)

Blitar, Jawa Timur, law-justice.co - Nasib para peternak ayam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, belum berubah meski sudah diundang Presiden Jokowi pada Rabu (15/9/2021) lalu. Harga telur ayam semakin turun menjadi hanya Rp 13.800 per kilogram, tidak sesuai dengan biaya perawatan.

"Hari ini harga telur ayam Rp 13.800 per kilogram dari kandang. Kemarin Rp 14.200 per kilogram," kata Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar, Sukarman seperti dikutip dari Antara, Senin (20/9/2021).


Kabupaten Blitar adalah salah satu penghasil telur ayam dari sentra peternakan ayam yang cukup besar. Telur-telur ini selain untuk memenuhi kebutuhan lokal, juga dikirim hingga berbagai daerah di Indonesia, termasuk Jakarta. Bahkan, telur ayam asal Blitar juga sebagai salah satu penyokong kebutuhan telur nasional.


Sebelum pandemi COVID-19, per hari pengiriman bisa hingga mencapai 450 ton. Namun, saat ini karena ada PPKM jumlah pengiriman itu pun menurun drastis. Misalnya di Jakarta, program pangan murah dihentikan sementara, sehingga permintaan telur pun turun. "Jadi, garis besarnya ada pandemi sehingga lalu lintas manusia dikurangi. Ini akhirnya menjadikan harga telur turun, padahal produksi tetap. Pakan bahan bakunya impor, selama pandemi juga naik. Dengan demikian, ternak alami kesulitan, ditambah PPKM beberapa bulan terakhir itu lebih parah lagi," kata dia.

Selain harga telur yang terus mengalami penurunan, harga pakan juga masih mahal, sekitar Rp 6.600 per kilogram untuk pakan jadi. Sedangkan untuk jagung Rp 6.000 per kilogram. Padahal, harga jagung sesuai peraturan Kementerian Perdagangan dan janji Jokowi seharusnya Rp 4.500 per kilogram.


Menurut dia, HPP telur idealnya adalah Rp 20.500 per kilogram. Namun, karena harga saat ini sekitar Rp 14.000 per kilogram dari kandang, otomatis peternak mengalami kerugian sekitar Rp 6.500 per kilogram.

Ia juga menambahkan, saat ini banyak peternak yang gulung tikar. Dari sekitar 4.500 peternak di Kabupaten Blitar, ada sekitar 20 persen yang gulung tikar.


Pihaknya juga sudah bertemu dengan Presiden Joko Wdidoo dengan sejumlah peternak lain. Ia cukup lega, karena Presiden mau bertemu dengan para peternak dan memberikan solusi bagi sektor peternakan di masa pandemi COVID-19 ini.


Sementara itu, Suroto, peternak ayam asal Desa Suruhwadang yang membentangkan poster ke Jokowi mengakui harga telur ayam terus mengalami penurunan. Hal itu berbanding terbalik dengan harga pakan yang mengalami kenaikan.

Ia mengatakan, harga jagung kini sekitar Rp 6.000 per kilogram hingga Rp 6.200 per kilogram. Selain mahal, jagung juga sulit dicari, sehingga peternak pun kebingungan.

"Jagung sulit dicari dan harganya tinggi. Kalau mudah dicari, harganya tidak tinggi, padahal dari Kementerian Pertanian surplus 2 juta ton di 2021 ini," kata dia.


Sebagai peternak kecil, ia berharap harga jagung bisa normal sesuai dengan aturan pemerintah yakni Rp 4.500 per kilogram. Dengan itu, peternak pun juga tentunya bisa bertahan di masa pandemi COVID-19 ini.Sebelumnya, Presiden Jokowi berjanji menggelontorkan jagung sebanyak 30 ribu ton ke para peternak ayam petelur. Hal itu diungkapkan Jokowi dalam pertemuan dengan para peternak ayam petelur di Istana Negara pada Rabu (15/9/2021).


Pertemuan itu sendiri dilakukan, menyusul aksi seorang peternak ayam membentangkan poster saat rombongan kendaraan Presiden Jokowi melintas, dalam kunjungan di Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021). Peternak Ayam Petelur bernama Suroto, membentangkan poster bertuliskan ‘Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar’.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar