Peringatan Kudeta Militer, Rakyat Desak Prayut Chan-o-cha Lengser

Minggu, 19/09/2021 21:30 WIB
Demonstran di Thailand desar PM Thailand Prayut Chan-o-cha Mundur saat peringatan Kudeta Militer ke-15 (Reuters)

Demonstran di Thailand desar PM Thailand Prayut Chan-o-cha Mundur saat peringatan Kudeta Militer ke-15 (Reuters)

Thailand, law-justice.co - Aksi unjuk rasa anti-pemerintah kembali terjadi di ibukota Thailand, Bangkok pada akhir pekan ini. Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalanan untuk menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.

Aksi unjuk rasa itu dilakukan bersamaan dengan peringatan 15 tahun kudeta militer yang menggulingkan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.

Sang mantan perdana menteri yang juga merupakan miliarder itu saat ini tinggal di pengasingan dan masih menjadi tokoh terkemuka dalam politik negara itu sejak militer menggulingkan pemerintahannya Minggu (19/9/2021)


"Lima belas tahun telah berlalu, kami masih di sini untuk berjuang," teriak seorang politikus yang sudah lama berhubungan dengan Thaksin, yakni Nattawut Saikuar, kepada lautan pendukung yang mengibarkan bendera "Kick out Prayut".

Dikabarkan Channel News Asia, di tengah kasi unjuk rasa itu juga ada aksi di mana sejumlah warga membawa model kardus besar serupa tank untuk menunjukkan protes "mobil melawan tank".

Mereka menyatukan suara unntuk mendesak Prayut, seorang mantan panglima militer yang berkuasa setelah kudeta tahun 2014, mundur dari jabatannya.


"Tidak peduli berapa banyak kudeta yang terjadi, itu tidak dapat menghentikan kita. Tidak peduli seberapa bagus kapasitas tank mereka, itu tidak dapat menghentikan hati rakyat yang berjuang," kata salah soerang pengunjuk rasa.

Kudeta memang bukan merupakan hal yang asing di Thailand. Negara itu telah mengalami lebih dari selusin kudeta sejak berakhirnya monarki absolut pada tahun 1932. Kudeta dilakukan oleh militer yang sering berdalih mengatasnamakan rakyat untuk membenarkan aksinya.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar