Dijanjikan Untung, Arisan Grup WA ini Rugikan Ratusan Juta Rupiah

Sabtu, 18/09/2021 15:20 WIB
Ilustrasi Uang (Foto: Istimewa)

Ilustrasi Uang (Foto: Istimewa)

Makasar, Sulawesi Selatan, law-justice.co - Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka kasus investasi bodong berkedok arisan online yang menyebabkan ratusan warga Makassar mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.


Ketiga tersangka itu antara lain pemilik arisan online berinisial JD, staf admin berinisial MD, dan pemilik rekening berinisial AR.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar Kompol Jamal Fathur Rakhman mengatakan penetapan tersangka itu dilakukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan dan gelar perkara.

"Jadi dalam perkara ini tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka," kata dia, dalam keterangannya, Sabtu (18/9/2021).

Berdasarkan keterangan para tersangka, Jamal mengatakan mereka beraksi dengan menggunakan empat grup WhatsApp dan akun salah satu selebgram di aplikasi Instagram.

"Mereka beraksi dengan modus memakai empat grup WA sehingga dengan mudah mereka mengajak para korban untuk menjadi member," jelasnya.

Mantan Kapolsek Panakukang ini menyebut empat grup WA tersebut memiliki ratusan anggota.

"Kurang lebih ada 300 member yang ikut dalam empat grup itu. Ada arisan online, ada investasi dan lain-lain," ujarnya.

Jamal menyatakan penyidik saat ini juga masih menunggu kemungkinan korban arisan online lainnya yang datang melapor.

"Sampai sekarang juga kami masih menunggu adanya korban lain yang merasa dirugikan dari arisan online ini," pungkasnya.

Salah satu anggota arisan online, Nanda, menuturkan dirinya mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah setelah enam bulan ikut bergabung.

"Saya sama adik saya, kerugian sekitar Rp30 juta. Ada juga yang di luar kota itu sampai Rp129 juta," kata Nanda.

Pada awalnya, kata Nanda, proses pencairan untung selama enam bulan berjalan lancar. Hanya saja, arisan itu mensyaratkan deposit di awal.

Belakangan, proses pembayaran atau penarikan keuntungan yang dijanjikan tersangka perlahan-lahan mulai mandek hingga akhirnya seluruh keuntungan korbannya tidak terbayarkan.

"Lancar awal, tapi setelah itu mulai mandek, mandek, akhirnya kolaps," ungkap Nanda.

Selain di Makassar, kata Nanda, ada beberapa korban yang berasal dari luar Sulsel, seperti dari Jakarta, Palu, dan Sumatera.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar