Bukan Megawati, Campur Tangan Orang Ini Ternyata `Kuat` di PDIP

Sabtu, 18/09/2021 10:00 WIB
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri melantik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai ketua Bidang Kebudayaan DPP PDIP masa bakti 2019-2024. Robinsar Nainggolan

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri melantik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai ketua Bidang Kebudayaan DPP PDIP masa bakti 2019-2024. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membeberkan bahwa selain keyaikan spiritual PDIP dalam mengusung calon presiden (Capres), juga ada campur tangan Allah SWT.

Dalam Special Interview with Claudius Boekan, Jumat (17/9/2021) malam, mulanya Hasto mengatakan bahwa keterpilihan Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden bukanlah suatu kebetulan.

Menurut Hasto, itu bagian dari suatu proses penyiapan kaderisasi.

Bahkan secara khusus, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendampingi Jokowi sejak Walikota hingga Gubernur sering kali ada dialog secara intens tentang masa depan negara.

"Dengan demikian fungsi kaderisasi kepemimpinan itu harus melekat di dalam tata kelola pemerintahan. Demikian juga dalam kehidupan berpartai," kata Hasto.

"Partai terus menerus-menerus melakukan kaderisasi, tetapi terkait dengan pemimpin nasional untuk menjadi presiden dan wakil presiden serta menteri sekalipun, keyakinan spiritual PDIP selalu ada campur tangan dari yang di atas (Allah SWT)," tambahnya.

Lebih lanjut, Hasto mengebut jika suara arus bawah atau rakyat punya peran besar di PDIP dalam menentukan sosok pemimpin yang akan dicalonkan sebagai Capres.

Sehingga, suara tersebut terus terakumulasi membentuk keyakinan dalam tubuh partai.

"Si A adalah seorang pemimpin, bahwa si A mampu merespons berbagai ujian-ujian sejarah dan kemudian mampu memegang tingkat komando untuk menjadi seorang presiden," terangnya.

Maka, lanjut Hasto, Megawati selalu mengingatkan menjadi presiden itu mudah.

Namun, yang sulit adalah menjadi pemimpin yang bertanggung jawab bagi bangsa kedepan.

Karena, harus mengambil keputusan atas nasib dari 275 juta rakyat.

"Karena itulah Ibu Megawati mempersiapkan dengan jernih, dengan berbagai penugasan-penugasan, ujian-ujian sejarah terkait dengan kepemimpinannya, dan ketika tiba saatnya karena kongres telah memberikan kewenangan Ibu Megawati untuk mengambil keputusan maka dengan melakukan kontemplasi, dengan mendengarkan suara rakyat, mempertimbangkan banyak aspek tentang kepemimpinan strategi," papar Hasto.

"Maka Ibu Megawati nantinya mengambil keputisan siapa yang nanti dicalonkan oleh PDIP," jelasnya.

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar