Anggota FPI, PA 212 & GNPF Ulama Dinstruksikan Nonton Film PKI

Jum'at, 17/09/2021 14:20 WIB
Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maa`rif usai acara deklarasi Gerakan Salat Subuh Berjamaah sekaligus memperingati gerakan Aksi Bela Islam 411 di Masjid Jami Al-Ma`mur di Tanah Abang, Jakarta Pusat, 5 November 2017. (Tempo)

Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maa`rif usai acara deklarasi Gerakan Salat Subuh Berjamaah sekaligus memperingati gerakan Aksi Bela Islam 411 di Masjid Jami Al-Ma`mur di Tanah Abang, Jakarta Pusat, 5 November 2017. (Tempo)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Persatuan Alumni 212 (PA 212) Slamet Ma`arif menginstruksikan anggotanya bersama Front Persaudaraan Islam (FPI), dan Gerakan Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) untuk menonton film tentang peristiwa peringatan G30S 1965.

Hal itu dilakukan dalam rangka memperingati peristiwa tersebut. Imbauan ini pun disampaikan melalui seruan bersama tiga organisasi tersebut.

"Mengajak keluarga dan sahabat untuk menonton film kekejaman G30S 1965 dengan tetap menjaga protokol kesehatan," demikian bunyi imbauan tersebut, Jumat (17/9/2021).

Slamet juga mengimbau anggotanya mengadakan diskusi, talk show, simposium virtual, hingga napak tilas dengan menghadirkan pelaku dan saksi sejarah peristiwa pemberontakan PKI di daerah.

Pihaknya juga meminta masyarakat mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang untuk menghormati jasa pahlawan revolusi.

"Jihad melalui media sosial dan media online," bunyi seruan tiga organisasi itu.

Tiga organisasinya mengeluarkan imbauan ini agar masyarakat tidak lupa atas peristiwa pemberontakan dan pembantaian yang terjadi dalam peristiwa G30S.

Slamet mengatakan, akibat peristiwa itu enam jenderal dan satu perwira TNI, ulama, dan santri menjadi korban.

Atas dasar hal itu, FPI, PA 212, dan GNPF-U menggelar kampanye menolak lupa G30S 1965 dengan tema "Komunis itu nyata, tolak karena kita Pancasila."

 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar