BPS: Mobilitas Warga Naik, Lokasi Terbanyak Kantor-Tempat Rekreasi

Rabu, 15/09/2021 18:15 WIB
Masyarakat pesisir utara saat ini sering mendatangi pulau reklamasi untuk berekreasi di pulau pulau yang belum berpenghuni. (Robinsar Nainggolan/Law-justice)

Masyarakat pesisir utara saat ini sering mendatangi pulau reklamasi untuk berekreasi di pulau pulau yang belum berpenghuni. (Robinsar Nainggolan/Law-justice)

Jakarta, law-justice.co - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut terjadi peningkatan mobilitas orang sepanjang bulan lalu di berbagai tempat, mulai dari sektor perdagangan, perkantoran, hingga tempat rekreasi.

Kepala BPS Margo Yuwono menyebut ada perbaikan pergerakan mobilitas orang di sektor perdagangan, ritel, rekreasi pada Juli 2021 yang minus 20 persen, per Agustus 2021 menjadi minus 12,4 persen.


Data tersebut diolah BPS dari Google Mobility dengan periode baseline 3 Januari-6 Februari 2020.


Begitu juga di tempat belanja kebutuhan sehari-hari menunjukkan ada perbaikan. Misalnya pada Juli 2021, pergerakan mobilitas orang di tempat ini 12,8 persen, namun di Agustus membaik menjadi 15,5 persen. "Di taman juga demikian, kegiatan di taman Juli 2021 terjadi pengurangan (minus) 20 persen. Di Agustus dengan perbaikan mobilitas, ada perbaikan tinggal (minus) 15 persen," katanya dalam konferensi pers daring, Rabu (15/9/2021).


Di tempat transit juga menunjukkan perbaikan mobilitas yang sebelumnya minus 45,3 persen, per Agustus menjadi minus 37,4 persen. Sementara perbaikan di tempat kerja, terjadi peningkatan mobilitas dari Juli 2021 minus 28,9 persen menjadi minus 22,8 persen pada Agustus 2021. "Di sini menggambarkan di bulan Agustus terjadi pergerakan mobilitas penduduk di berbagai aktivitas yang tentu saja akan berdampak pada beberapa indikator ekonomi saat ini atau di periode mendatang," ujar Margo.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga melaporkan adanya pergeseran tren belanja masyarakat. Berdasarkan data Mandiri Spending Index yang dikutipnya, sudah masuk di level 97,3 persen dan indeks belanjanya di level 79 persen dari yang sebelumnya turun saat PPKM Darurat.


Begitu pula pertumbuhan melalui big data perbankan nasional itu angkanya 30,04 persen secara year-on-year. Hal ini, menurutnya, menunjukkan ada geliat tren belanja konsumtif di masyarakat yang terjadi seiring dengan turunnya kasus corona bulan lalu. "Kita melihat terjadi pergeseran pembelanjaan dari produk kesehatan menjadi produk tersier antara lain restoran, elektronik, pakaian, alat rumah tangga, dan travelling," katanya dalam konferensi pers perpanjangan PPKM secara daring, Senin (13/9/2021).

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar