Tewas Gantung Diri, Begini Isi Surat Mahasiswi Putri Perwira Polri

Senin, 13/09/2021 07:52 WIB
Tewas Gantung Diri, Begini Isi Surat Mahasiswi Putri Perwira Polri. (Teraskata).

Tewas Gantung Diri, Begini Isi Surat Mahasiswi Putri Perwira Polri. (Teraskata).

Jakarta, law-justice.co - Tewasnya seorang mahasiswi cantik, Qanitah Amelia dengan cara tragis membuat sanak keluarga berduka. Ia ditemukan gantung diri di rumahnya, Kompleks BTP, Makassar, beberapa waktu lalu.

Sebelum wanita berusia 21 tahun itu nekat mengakhiri hidupnya, putri dari perwira polisi berpangkat AKBP itu meninggalkan sepucuk surat untuk ibu dan ayahnya.

Berikut isi surat yang ditinggalkan Qanitah di dalam rumahnya.

“Ayah, maafkan anakmu yang durhaka ini. Terlalu bikin malu. Semoga ayah bisaji bahagia tanpa saya,” tulis pesan Qanitah sebelum gantung diri.

Selain ayah, mahasiswi semester enam, jurusan Akuntansi, Universitas Hasanuddin (Unhas) itu juga menulis sepucuk surat untuk ibunya.

Inti dalam suratnya itu, diduga Qanitah mengaku kehilangan seorang kekasih bernama Adit.

“Terlalu sakit bun, gara-gara cintaji. Tapi beginika. tidak sanggupka,” tambah sepenggal pesan Qanitah di suratnya itu.

Usai semua barang bukti dan jasad Qanitah Ameliah ditemukan, polisi melakukan olah TKP. Selepas itu, jasadnya dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Pangkep dan keluarga menolak otopsi.

Kanit Reskrim Polsek Tamalanrea, Iptu Nurtjahyana, mengaku masih menyelidiki motif pasti korban nekat mengakhiri hidupnya yang masih muda itu.

“Korban yang merupakan mahasiswi ini tinggalkan sepucuk surat. Tetapi soal motifnya, masih kita dalami,” terangnya.

Sebelumnya diberitakan, Qanitah ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di salah satu ruangan di rumahnya di Jalan Matahari Dalam, Kompleks BTP, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sabtu malam (11/9/2021).

Jasad mahasiswi cantik itu awalnya ditemukan oleh kerabatnya. Sontak, ia langsung kaget melihat Qanitah yang sudah dalam keadaan tergantung di kusen pintu kamar.

Dia pun segera menghubungi aparat kepolisian setempat. Menyusul ayah dan ibu korban yang berangkat dari Kabupaten Pangkep menuju ke lokasi kejadian.

Setibanya di sana, sang ibu tak kuasa menahan air matanya saat melihat sang buah hatinya yang meninggal di usia muda. Sang ibu pun seketika pingsan, usai jasad anaknya dibawa.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar